Saya penasaran ketika Mbak Wiwid, staf paling cantik diruangan saya mengajak makan siang Bakso Syaethon, tidak ada bayangan dariku seperti apa bakso tersebut, kok namanya aneh begitu. Kalau Nasgor Jahabam, ada gambaran jelas bahwa nasi goreng tersebut pasti pedas, karena Jahanam identik dengan pedas atau panas. Nah kalau Bakso Syaethon ???.

Saya tidak menanyakannya kepada satu satunya staf perempuan tersebut, kami hanya mengikuti saja, setidaknya membunuh rasa penasaran dari Brand aneh bakso tersebut, meskipun saya tahu bahwa saya yang harus mbayari seluruh rekan yang ikut ke Bakso Syaethon tersebut, karena rasa penasaran tersebut kadang harus dibayar mahal.

Sepertinya tidak ada yang aneh dari bakso yang disuguhkan, dari depan nampak Banner Selamat datang di stand Bakso Syaethon nampak tagas menyapa, beberapa pengunjung rela antri untuk bisa menikmati. Saya juga melakukan hal yang sama, dan tidak berbicara apa apa kecuali yang berkaitan dengan pemesanan bakso, meskipun lidah ini seperti tidak tahan untuk menanyakan nama aneh dalam.baksonya. bakso yang sebenarnya biasa hanya, hanya kuah bakso yang sepertinya ada bunbu kuah rawon, dengan bumbu khusus.

Tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya bahwa nama Bakso Syaethon tersebut berkaitan dengan rasa atau penyajian yang khas, bakso Syaethon tersebut ternyata diambil dari pemiliknya yang kebetulan bernama Mohammad Syaethon. Entah mengapa orang tuanya dulu menamakan demikian, mungkin faktor ketidak tahuan arti dan makna sehingga anaknya dinamakan demikian, meski pada ahirnya nama tersebut memberi berkah terhadap brand bakso miliknya.

Nama adalah doa dari orang tua terhadap.anaknya, namun banyak orang tua yang tidak benar benar memahami arti dari nama yang disematkan kepada anaknya tersebut. Banyak orang tua yang memberikan nama kepada anaknya, karena terbawa trend yang sedang terjadi. Tidak heran ketika orang tua memberikan nama kepada anaknya pokok yang ada dalam kitab suci, meski tidak faham arti dan maknanya.