Suwarni Sulaiman

Terlahir di desa Kolipetung Kecamatan Adonara Kabupaten Flores Timur NTT. Sekarang berdomisili di Kota Kupang Propinsi NTT. berprofesi sebagai Guru. Dan m...

Selengkapnya
Navigasi Web
ADONARA BERDARAH

ADONARA BERDARAH

#TantanganGurusiana hari ke-23

Perang tanding antar suku di desa Sandosi kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur telah memakan korban 6 orang tewas seketika.

Tewasnya 6 orang tersebut bermula dari klaim lahan antar suku Kwaelaga dan suku Lamatokan. Sehingga pertikaian pun terjadi dan menyebabkan 6 orang tewas bersimbah darah di kebun Wulen Wata, pantai Bani desa Sandosi kecamatan Witihama.

Masing-masing pihak mendatangi lokasi kebun tersebut kemudian saling menyerang sehingga menimbulkan korban dari kedua belah pihak. Kedua suku berada di dalam Desa Sandosi, Kecamatan Witihama.

Awalnya masing-masing menempati lokasi yang ada. Suku Lamatokan berada di Sandosi 2 dan Suku Kwaelaga di Sandosi 1 dan digabung menjadi satu Desa yaitu Desa Sandosi l, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur.

Suku Lamatokan maupun suku Kwaelaga saling klaim lahan pada lokasi tersebut. Kedua suku sudah berulangkali difasilitasi oleh pemerintah Kecamatan Witihama dan Kapolsek Adonara untuk penyelesaian namun belum menemukan jalan keluar.

Pada tanggal 27 Februari, tujuh orang dari Suku Kwaelaga ke lokasi sengketa untuk berkebun menanam anakan jambu mete dan kelapa yang selama ini digarap oleh Suku Wuwur dan Suku Lamatokan.

Kegiatan yang dilakukan oleh Suku Kwaelaga tersebut menimbulkan kekecewaan dari Suku Lamatokan. Buntutnya, warga suku Lamatokan mendatangi lokasi dan mengecek tanaman yang ditanam Suku Kwaelaga.

Saat itu, beberapa warga suku Kwaelaga mendatangi lokasi tersebut sehingga terjadi perdebatan terkait status lokasi tersebut dan berujung saling serang menggunakan senjata tajam hingga jatuhnya korban jiwa.

Darah di balas dengan darah. Nyawa dibalas juga dengan nyawa. Sepertinya harga sebuah nyawa manusia sudah tak ternilai harganya.

Cinta dunia dan tak takut mati. Mungkin ini slogan yang cocok kita sematkan pada orang-orang yang bertikai yang tak mampu mengalahkan hawa nafsunya.

Mengedepankan hawa nafsu lalu tidak memandang saudara kita hanya karena sebidang tanah / lahan. Jika lahan itu dijual sudah pasti tidak akan sama harganya dengan nyawa manusia.

Tetapi begitulah realita yang ada sekarang. Semoga peristiwa ini memberikan hikmah bagi kita semua bahwa siapapun orangnya, darimanapun asalnya. Pembunuhan yang secara sengaja dilakukan dan menghilangkan nyawa manusia adalah termasuk perbuatan dosa. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan terhindar dari perbuatan ini. Aamiin

Kupang, 7 Januari 20

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Rupanya harta benda lebih bernilai dari nyawa

08 Mar
Balas



search

New Post