Serunya Bermain Patok Lele (28)
Tantangan 365 Hari Menulis, Hari Ke-139
#TantanganGurusiana
Serunya Bermain Patok Lele (28)
Pada waktu kecil dulu, banyak sekali permainan yang saya lakukan bersama teman-teman, salah satunya yaitu bermain patok lele. Menurut kompasiana.com, “Permainan patil lele atau patok lele adalah permainan anak-anak dengan menggunakan tongkat kayu. Dalam permainan ini, terdapat 2 buah tongkat. Tongkat pertama sebagai tongkat pemukul dan tongkat kedua sebagai tongkat yang dipukul.” Tongkat yang dipukul lebih pendek daripada tongkat yang digunakan untuk memukul. Misal tongkat yang dipukul 5 senti meter maka tongkat pemukul kira-kira 50 senti meter.
Menurut Kompasiana.com, “Cara bermain patok lele adalah setelah anak membentuk kelompok, anak hompimpa (menentukan) kelompok mana yang lebih dahulu memukul tongkat. Satu orang dari kelompok yang lebih dulu memukul tongkat, setelah pengundian meletakkan tongkat yang akan dipukul di atas 5 bata yang sudah disusun.Kemudian tongkat yang telah diletakkan di atas bata salah satu bagian ujungnya dipukul, sehingga tongkat terlempar. Kemudian dilanjutkan oleh kelompok lain. Kelompok yang lemparan tongkatnya paling jauh, maka kelopok itu yang dinyatakan menang. Sebagai sanksi, semua anggota kelompok yang kalah harus ingkling ( lompat satu kaki) dari tempat tongkat terjauh sampai ke tempat memukul tongkat (start).”
Ketika kami bermain patok lele di sekolah kami mengikuti aturan tersebut yaitu membagi pemain menjadi 2 kelompok karena pemain atau siswanya banyak sehingga yang akan diajak main itu tidak susah mencarinya. Misalnya satu kelompok anggotanya 5 orang. Tetapi ketika kami bermain di rumah, kami membagikanya menjadi 2 kelompok kecil saja yaitu 2 orang tiap kelompok.
Aturan bermain dan cara bermainnya sama saja dengan yang disebutkan sebelumnya. Kadang kami juga menggunakan sanksi yang lain bagi yang kalah yaitu menggendong peserta kelompok yang menang dari tempat tongkat terjauh sampat tempat tongkat dipukul atau start. Jadi sanksi yang kami pakai kadang ingkling atau kadang menggendong peserta kelompok yang menang.
Masing-masing daerah dan masing-masing tempat mempunyai aturan, cara bermain, dan sanksi yang berbeda-beda namun tujuannya satu yaitu melatih ketangkasan dan konsentrasi dalam memukul tongkat. Karena tidak jarang, ketika bermain patok lele, si pemukul tongkat tidak bisa memukul tongkat secara tepat mengenai tongkat yang dipukul. Terpaksalah giliran kelompok yang satunya kalau sudah kalah.
Suatu hari saya, Nah, Kris, dan Rumi akan bermain patok lele sepulang sekolah. Kami berencana akan membuat tongkat terlebih dahulu baru bermain. Masing-masing dari rumah membawa kayu sebesar ibu jari yang akan dijadikan tongkat untuk bermain. Baik Rumi, Kris, dan Nah membawa kayu sebesar ibu jari ke rumah. Saya kebagian meminjam parang umak dari rumah. Setelah kami bertemu, segera kami membuat tongkat untuk bermain patok lele. Setelah selesai kami segera bermain.
Kami hompimpa menentukan kelompok, 2 orang yang pertama menang hompimpa dialah kelompok yang bermain lebih dulu. Nah dan Rumi menjadi kelompok yang menang dan saya dan Kris menjadi kelompok yang kalah. Setelah Rumi memukul tongkat mengenai tongkat dan jauh melesat tanpa bisa kami tangkap akhirnya mereka menjadi pemenang. Sebagai sanksinya kami yang kalah menggendong peserta yang menang. Saya menggendong Rumi sedangkan Kris menggendong Nah.
Begitulah seterusnya kami giliran bermain dan giliran yang digendong dan menggendong. Setelah lelah kami (saya, Kris, Nah, dan Rumi) berhenti bermain dan merefleksi apa yang pernah kami lakukan tadi secara bersama-sama. Sungguh ini permainan yang menyenangkan bagi kami waktu itu. Rasanya jika kami dulu tidak pernah main dengan permainan tradisional ini mungkin saya tidak ada bahan yang bisa saya tulis ketika waktu kecil dulu.
Alhamdulilah permainan ini mengingatkan saya dengan teman-teman semasa kecil dulu dan sekaligus sebagai bukti bahwa saya perah melalui masa kecil dengan permainan-permainan tradisional tersebut.
Hikmah dari permainan ini adalah bagaimana seseorang dituntut untuk selalu cekatan dan tangkas dalam melakukan sesuatu. Sekian kisah ini. Sampai jumpa.
Salam literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kenangan main ini dak kan terlupakan bu, krn ini permainan spesial masa kecil
Iya Bu
Wah kalo ingat main ini rasanya kembali lagi ke usia anak-anak ya Bu Suwarni
Iya Bunda. Met Idul Fitri ya, mohon maaf lahir dan batin.
Serunya bermain
Iya Bunda
Serunya bermain
Iya Bunda
Permainan kita waktu kecil... kenangan indah masa kecil
Iya Bunda Rita, mlsh ya.
kenangan indah, cucu-cucuku entah merasakan atau tidak?
Iya Bunda, subhanallah Bunda sudah ada cucu.
Asyik Bun. Ank saya ketagihan main kayak gitu
Iya Bun
Serunye main patok lele. Ingat masa kecil dulu.
Iya Bunda.