Mereka Tak Punya Mata
#TantanganGurusiana#HariKe-59
Tanah itu sekarang sudah bertuan
Kini tak lagi kujumpai
Bocah-bocah kecil yang bermain layang-layang
Kini tak lagi kujumpai
kicau merdu burung yang beterbangan
kini tak lagi kujumpai
lenggang capung yang hinggap di batang ilalang
Semuanya sirna musnah dihirup udara kebebasan
Dilumat oleh kaki-kaki metropolitan
Orang-orang jutawan yang punya jabatan
Di sana tak lagi kujumpai senyum simpulmu
Yang menjajakan sepotong singkong
Yang kau petik dari sepetak ladang di seberang
Di sana tak kujumpai lagi langkah penuh harap
Tangan legammu mengemasi uang receh dari sang bocah
Kini yang aku lihat
Langkahmu mengiba tersaruk bebatuan
Merobek siang dimaki angin yang menyayat
Peluh terbakar mendidih tak pernah padam
Merangkak meniti isi perut yang penuh hampa
Esok hari kau sadap sisa-sisa mereka
Dan tak ada yang mau menatapmu
Bahkan mengerlingkan wajah pun ragu
Kau tak acuh, sambil berkata
“Mengapa kau tak punya mata?”
Ah, ternyata mereka tak punya mata
Mereka ternyata telah buta
Dengan segelimang harta dan tahta
Bahkan tak punya telinga
Mereka telah tuli
Dari apa yang kini telah terjadi
Kau kini sudah tak tahan
Dengan igauan kata-kata semu
Tentang catatan omong kosong yang khianat
Yang menyingkap semua kepura-puraan
Yang mengatasnamakan kedermawanan
Kau kini hanya bisa menatap penuh harap
Tanah itu bisa kembali menemani hari-hari
Bukan traktor yang mencumbui pagi
Bukan dentum mesin yang mengoyak hari
Namun, suara daun dan ranting
Yang meresapi percakapan angin
Saat mempermainkan ilalang yang bergelayutan
Di tengah padang yang penuh pengharapan
#Sebuah renungan
Banyumani, 2 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Betul Bapak Ibu, sekarang banyak tanah yg dibeli konglomerat utk pembangunan gedung atau mall. Sementara, mereka membeli dg murah pd masyarakat yg lemah. Sementara, uangnya hanya cukup utk membeli rumah. Mereka sdh tdk punya lahan utk diolah.Salam Literasi...
Yang lemah jadi korbannya, semoga kehidupan terus berjalan.
Tanah yang telah berganti kepemilikan. Dikotaku juga... Sudut desa yang orang-orangnya mulai kehilangan penghasilan. Dua tiga tahun uang masih dipegangan.lama-lama uang dilipatan pun kehabisan. Dan menyisakan pengangguran bagi warga desa yang kena bujukan. Salam Literasi Bu....
Semoga bisa diambil hikmahnya.. aamiin
Sudah banyak terjadi hal ini,..semoga membuat kita semua banyak berfikir...salam literasi