Suwarni Azis

Guru di SMA Islam Hidayatullah, Semarang, Jawa Tengah. Penulis nasional soal AKM di SIAP Pusmenjar....

Selengkapnya
Navigasi Web
Mereka Tak Punya Mata

Mereka Tak Punya Mata

#TantanganGurusiana#HariKe-59

Tanah itu sekarang sudah bertuan

Kini tak lagi kujumpai

Bocah-bocah kecil yang bermain layang-layang

Kini tak lagi kujumpai

kicau merdu burung yang beterbangan

kini tak lagi kujumpai

lenggang capung yang hinggap di batang ilalang

Semuanya sirna musnah dihirup udara kebebasan

Dilumat oleh kaki-kaki metropolitan

Orang-orang jutawan yang punya jabatan

Di sana tak lagi kujumpai senyum simpulmu

Yang menjajakan sepotong singkong

Yang kau petik dari sepetak ladang di seberang

Di sana tak kujumpai lagi langkah penuh harap

Tangan legammu mengemasi uang receh dari sang bocah

Kini yang aku lihat

Langkahmu mengiba tersaruk bebatuan

Merobek siang dimaki angin yang menyayat

Peluh terbakar mendidih tak pernah padam

Merangkak meniti isi perut yang penuh hampa

Esok hari kau sadap sisa-sisa mereka

Dan tak ada yang mau menatapmu

Bahkan mengerlingkan wajah pun ragu

Kau tak acuh, sambil berkata

“Mengapa kau tak punya mata?”

Ah, ternyata mereka tak punya mata

Mereka ternyata telah buta

Dengan segelimang harta dan tahta

Bahkan tak punya telinga

Mereka telah tuli

Dari apa yang kini telah terjadi

Kau kini sudah tak tahan

Dengan igauan kata-kata semu

Tentang catatan omong kosong yang khianat

Yang menyingkap semua kepura-puraan

Yang mengatasnamakan kedermawanan

Kau kini hanya bisa menatap penuh harap

Tanah itu bisa kembali menemani hari-hari

Bukan traktor yang mencumbui pagi

Bukan dentum mesin yang mengoyak hari

Namun, suara daun dan ranting

Yang meresapi percakapan angin

Saat mempermainkan ilalang yang bergelayutan

Di tengah padang yang penuh pengharapan

#Sebuah renungan

Banyumani, 2 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul Bapak Ibu, sekarang banyak tanah yg dibeli konglomerat utk pembangunan gedung atau mall. Sementara, mereka membeli dg murah pd masyarakat yg lemah. Sementara, uangnya hanya cukup utk membeli rumah. Mereka sdh tdk punya lahan utk diolah.Salam Literasi...

02 May
Balas

Yang lemah jadi korbannya, semoga kehidupan terus berjalan.

02 May
Balas

Tanah yang telah berganti kepemilikan. Dikotaku juga... Sudut desa yang orang-orangnya mulai kehilangan penghasilan. Dua tiga tahun uang masih dipegangan.lama-lama uang dilipatan pun kehabisan. Dan menyisakan pengangguran bagi warga desa yang kena bujukan. Salam Literasi Bu....

02 May
Balas

Semoga bisa diambil hikmahnya.. aamiin

02 May
Balas

Sudah banyak terjadi hal ini,..semoga membuat kita semua banyak berfikir...salam literasi

02 May
Balas



search

New Post