DIKUCILKAN
DIKUCILKAN
Oleh :Penadebu
Pembaca, jumpa lagi dalam pembahasan kali ini dengan judul seperti tersebut di atas. Sengaja saya membuat judul ke kata pasif, dikucilkan. Saya khawatir jika harus menulis mengucilkan, nanti akan berbeda makna. Atau pembaca bisa berasumsi lain lagi.
Baiklah kita melanjutkan pembahasan. Suatu ketika, pada waktu yang cukup pagi, dengan suasana yang lumayan cerah seharusnya membawa berkah. Orang-orang yang menyambut pagi dengan senang maka akan datang pada dirinya senang. Orang yang menyambut hari paginya dengan tenang maka Allah akan memberikan dengan ketenangan. Walaupun tidak punya uang. Hati senang walaupun tak punya uang, oi hati senang walaupun belum bayar utang.
Satu hal yang harus kita pahami bersama, pernahkah anda merasa dikucilkan pada suatu tempat. Walaupun sebenarnya anda tidak diperlakukan seperti itu. Mungkin juga karena perasaan anda yang merasa terkucilkan. Jika itu memang terjadi tunjukkan dengan baik.
Tipe tipe agar anda tidak merasa terkucilkan sebenarnya banyak. Orang yang selalu menganggap dirinya selalu benar, dan selalu menganggap orang lain salah. Itu jelas ada sebab akibatnya. Ini semua bisa disembuhkan, berniat dari diri sendiri dahulu. Bisa jadi anda tidak mempunyai teman dekat. Atau anda lagi dilanda banyak masalah di rumah anda.
Berikut ini adalah tipe-tipe agar anda tidak dikucilkan atau merasa dikucilkan pada sebuah pergaulan di lingkungan organisasi ataupun tempat kerja anda.
1. Dikucilkan karena berbeda? Bukankah setiap orang sejatinya berbeda? Sebab perbedaan itu yang membuat siapapun termasuk anda istimewa
2. Tak perlu larut dengan pertanyaan “kejanggalan apa yang ada dalam diriku?” karena yang patut dipertanyakan itu mereka yang menyudutkanmu 3. Ketika merasa sendirian, harusnya anda berpikir bahwa manusia tak akan pernah tercipta untuk kesepian. Anda hanya perlu bersabar sebentar lagi 4. Saat seluruh pendapatmu diacuhkan, semua sikap disalahkan. Cukup sabar dan doakan supaya mereka segera dibukakan pintu hatinya 5. Saat anda diberlakukan tak adil, tak perlu marah kalau itu hanya menambah masalah. Percaya saja apa yang mereka tanam sekarang pasti dituai nantinya 6. Kalaupun anda gagal, bukannya karena dirimu bodoh seperti kata mereka. Bukankah untuk sukses butuh proses? Dan setiap orang punya proses yang berbedaKepribadian dan pembawaan orang memang berbeda satu sama lain. Enam milyar manusia, dan hanya sedikit yang berbagi karakteristik yang sama. Di kantor ada dua puluh orang karyawan? Berarti ada dua puluh kepribadian. Kepribadian dan bagaimana kamu bereaksi atau memberikan respons terhadap orang lain juga berpengaruh pada kenyamanan di tempat kerja.
Semua orang ingin menjadi orang yang dibutuhkan di kantor. Pegawai favorit yang rasanya bisa melakukan apapun, membantu siapa saja saat diminta, menjadi teman bicara siapapun mulai dari kelas bawahan sampai bos-bos besar. Biasanya karyawan seperti itulah yang akan dipertahankan di kantor. Itu juga berpengaruh pada upah yang mungkin ditawarkan ke karyawan. Mau, kan?
1. Nilai lebih
Pastikan kamu punya kemampuan nilai lebih untuk tempat kamu bekerja. Kalau di kantor kamu dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan A, maka kemungkinan besar kamu akan dihubungi saat ada masalah atau situasi yang berhubungan dengan A. Jangan anggap hobi-hobi yang dimiliki hanya sekadar hobi atau kegemaran, bisa saja itu kemudian menjadi sebuah kemampuan yang menjadi nilai lebih kamu di kantor.
2. Bumerang media sosial
Hati-hati dengan media-media sosial online yang mungkin bisa menjadi bumerang. Zaman sekarang, perusahaan-perusahaan besar yang ingin merekrut karyawan juga mempertimbangkan dan ‘mungkin saja’ mengamati apa yang kita lakukan di akun media sosial pribadi milik kita. Kalau mereka memperhatikan ternyata kamu selalu membuat status-status di facebook atau twitter yang cenderung emosional, marah-marah, atau mengumpat maka silahkan khawatir. Mereka kemungkinan akan berpikir bahwa kamu seseorang dengan kemampuan yang mereka cari untuk bekerja di tempat mereka, tapi mereka enggak butuh orang yang emosional. Rezeki kamu bisa menjauh. You missed a chance!
“Teman di kantor ada yang selalu mengumpat di twitter, buat kita teman-temannya sih itu jadi hiburan. Tapi kemudian manajemen kantor memanggil dia. Sekarang dia enggak pernah nge-twit lagi. Kalau manajemen perusahaan sampai menegur karyawan seperti itu dan akibatnya yang bersangkutan tidak pernah aktif lagi di dunia maya, berarti dia memang sudah melakukan pelanggaran cukup serius. Masih untung enggak dipecat.
Nggak bermaksud untuk munafik atau menyembunyikan karakter kita yang sebenarnya. Tetapi zaman sekarang orang sering menyalahgunakan media-media sosial seperti facebook atau twitter. Lebih bijak memang saat kita menahan semua keinginan untuk menjadikan facebook atau twitter tempat sampah, apalagi kalaa kita punya banyak teman di facebook dan jumlah follower kita di twitter juga banyak. Mau sisi emosional kamu menjadi citra buruk dan menutup rezeki yang kemungkinan mendekat? Tetap bersikap positif, dan saat dorongan untuk curhat atau mengumpat di media sosial cukup besar, hindari!
3. Aktifkan akun LinkedIn!
Sudah punya LinkedIn? Buat sekarang. Karena perusahaan-perusahaan besar selain melihat tingkah laku kamu di akun facebook pribadi juga akan melihat CV lengkap kamu via LinkedIn. Sudah banyak cerita di mana orang-orang menemukan pekerjaan baru, ditawarkan posisi penting, atau hanya pekerjaan sambilan namun dengan gaji lumayan lewat akun LinkedIn mereka. Profil LinkedIn yang lengkap dengan semua riwayat pekerjaan, minat, kemampuan dan referensi adalah CV online yang akan sangat berguna, dan menjadi tanda bahwa kamu sudah menyikapi semua pekerjaan-pekerjaan kamu dengan professional.
4. Perhatikan penampilan
Penampilan itu penting. Maksudnya, bukan harus memiliki pakaian mahal. Tetapi saat berangkat kerja dengan pakaian yang rapi, apalagi ternyata bisa memadu padankan pakaianmu dengan menarik maka itu akan menjadi daya tarik pertama yang dilihat orang dari kita. Ini enggak bisa disangkal lagi, penampilan dan citra yang baik itu penting sekali di lingkungan kerja. Ingat, orang yang menarik itu seperti magnet. Siapapun ingin mendekat.
5. Konsultasi dengan rekan kerja
Sekali waktu, ajak teman kerja untuk berdiskusi. Tanyakan bagaimana respon atau tanggapan mereka tentang kamu secara personal. Mereka mungkin akan kaget awalnya, tapi bila mereka tahu bahwa niatnya baik, maka mereka akan membantu dengan memberikan masukan-masukan yang diperlukan. Lakukan ini secara berkala, ini akan jadi proses yang baik untuk perkembangan positif kamu di tempat kerja. Belum lagi efek positif karena kamu dan rekan-rekan kerja sering bertukar pikiran. Frekuensi komunikasi yang meningkat antar karyawan sudah pasti berdampak bagus bagi kondisi bekerja.
6. Network
Membangun network itu butuh waktu yang enggak sebentar. Semua orang awalnya adalah orang asing di lingkungan baru. Kamu enggak sendiri, jangan takut. Semua orang melalui fase yang sama, semua dimulai dengan berbicara dengan orang asing. Selalu tunjukkan antusiasme kamu untuk mengenal dunia baru, orang-orang baru. Bagi kebanyakan orang sikap antusias adalah magnet lain yang akan membuat orang juga tertarik dengan siapa kita dan apa yang kita bisa.
7. Terus belajar!
Terus belajar, enggak cuma informasi dari luar, tapi juga di dalam tempat kita bekerja. Bila tempat bekerja memiliki banyak produk untuk ditawarkan di luaran, pelajarilah produk-produk itu dan informasi-informasi kecil tentangnya. Mungkin awalnya hanya menambah informasi untuk kita saja, tapi yakinlah akan ada waktunya informasi itu berguna. Serap informasi apapun yang kamu bisa tentang tempat kamu bekerja, jadi kamu enggak cuma tahu apa yang kamu lakukan saja. Enggak menjadi katak dalam tempurung, dan enggak mengerti orang di luaran sibuk dengan apa. Enggak menutup kemungkinan kita bisa memberikan bantuan, kan? Saat rekan kerja melihat kita cukup punya inisiatif untuk memberikan bantuan mereka akan lebih dari senang untuk menerima bantuan itu.
Demikian sedikit tipe agar kita tidak merasa dikucilkan. Abaikan jika tidak bermanfaat.
Dikutip dari berbagai sumber
Babulu, 10 Juni 2020
#Sutrisno Penadebu_ @PenaksaraID
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren pak salam literasi
Salam literasi kembali,
Keren pak salam literasi
Keren pak salam literasi
Keren pak salam literasi
Keren pak salam literasi