MEMBURU PERAWAN DI KAMPUNG JANDA
Gemerlap lampu dan Billboard di tiap sisi kampungku sudah menjadi nuansa keseharian di tiap jelang malam tiba. Hingar bingar ala kota megapolitanpun sudah mengakar di kampungku yang biasa disebut dengan kampung Dolly Wood , mungkin karena gaya hidup yang serba palsu, kenikmatan instan serta materialistik sudah benar benar membudaya. Begitupun dengan aku dan semua remaja di kampungku itu.
Jelang senja sebagaimana biasa aku dan teman teman sudah menjadi kebiasaan rutin mangkal di pos jaga sembari gonjrang ganjreng gitaran dan menyanyikan lagu lagu protes sosial, walaupun aku sendiri bukanlah orang baik. Lagu lagu Iwan Fals, Franky dan Ebiet adalah lagu kesukaan kami disamping lagu lagu gubahan kami sendiri.
Aneh , yaa sangat aneh dari sebelah selatan keluarlah wanita setengah baya dari musholla At Taubah sambil buru buru menentang kresek hitam. Aku baru tahu ternyata dia seorang pemulung, setelah mengorek nhorek bak sampah di depan kami.
" Mas mas nya ...berhenti dulu yang gonjrang ganjreng ...bok Yao sholat dulu..ne maghribnya dah hampir habis lho..."
" Ha ha ha ha ..".spontan saja kami semua ketawa lebar...
" Pok ...bukankah warga sini sudah ngavling tempat di neraka., mulut warga sini semua bau alkohol...dan semua wanita di sini milik bersama....ha ha ha " begitu seloroh salah seorang temanku.
"Tapi yang penting kita usaha baik mas..." Ucapnya datar.
"Trus sholat, doa gitu...? ..lah nyatanya si Mpok paling miskin gitu,?" Timpalku.
"Bukan masalah harta mas,...yang penting bathin bahagia , "
"Non sen..kalo ribet mencari makan aja kayak gitu ...mana mungkin bahagia. " Serbu sahabat di sebelahku.
"Yaa saya tak ribet kok mas...saya punya kekayaan yang melebihi yang mas mas punya..., Saya punya tabungan yang melebihi kekayaan yang kalian punya"
****
Keesokan harinya kembali aku mengamati si Mpok pemulung kemarin. Ya sama ..begitulah kesehariannya.Tapi yang menjadi ke-kepo- an aku dan kawan kawan. Betapa tidak. dia memiliki kekayaan melebihi yang kami punya.
"Permisi...boleh kami masuk pok " begitu pintaku
"Ohh Enjih mas...mari mari..." Sambutnya saat membuka pintu reyotnya.
Tak ada yang istimewa di rumahnya , malah sangat tidak layak huni, tapi yang menjadi perhatian kami adalah di dinding sisi kiri kami terdapat seorang gadis cantik memakai jilbab yang berlatar pemandangan Eropa.
"Maaf pok, ini foto artis yaa?" Tanyaku
"Oh ...si mas ...bukan dia kan si enduk anakku yang masih kuliah di Istambul "
" Hah...Turki? " Tanyaku.
"Eniih mas...dia kan hafal Al-Qur'an , jadi dapat beasiswa ke luar negeri, ke Turki atau ke Mesir... Tapi si enduk mail h Turki "
"Oo.." semua hanya melongo ..campur heran.
*****
Mendadak musholla At Taubah di kompleksku menjadi ramai oleh para remaja , ya termasuk aku.Harapannya sih ingin keliatan sama si empok ( he he calon mertua ).
Tapi yang m ngagetkan kami adalah celetuknya yang menyindir kami...
"Mas mas kok pada rajin yaa?..sebaiknya jangan pamer gitu ..karena yang didapat hanya pujian bukan mendapat yang lebih dari yang kita inginkan.
Bondowoso Jatim , 09 03 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar