Gelisah Pagi
#TantanganMenulis60
#Harike34
Bogor, 2009
Di lobi hotel Permata Bogor kala itu, aku tiba terlalu pagi. Empat jam aku harus menunggu, hingga bisa check in tepat jam dua belas siang. Duduk-duduk sendiri sepagi itu, apa yang bisa kulakukan? Kala itu smartphone belum tergenggam. Benda yang bisa digunakan untuk aneka model komunikasi plus sebaran jaringan info nyaris tanpa batas itu, belumlah kumiliki. Tak banyak yang bisa kulakukan dengan HP jadul, yang speknya hanya bisa untuk sms, telefon dan sedikit game.
Galau menghampiriku. Terbayang lambaian tangan mungil buah hati. Ragilku yang usianya dua tahun lebih dua bulan. Muhammad Faqih Diddin, abinya memberi nama. Baru sebulan dalam sapihan. Dalam dekapan abinya, tangan mungilnya melambai pelan saat mereka mengantarku ke terminal. Wajah cemasnya tak tersembunyikan. Seakan perpisahan ini buat selamanya. Ekspresi galau tanda berat berpisah dengan uminya.
Menelusup rasa bersalah ketika harus menjaga jarak dan waktu seraya memutus ruang dengannya. Semuanya hanya untuk alasan “Tugas Dinas” Ah !!! Seharusnya aku ada di sisinya. Menelusuri waktu waktu indah, bercengkerama dengan tugas mulia yang kelak bakal berbuah surga.
Memandikannya, mengganti bajunya dan menemaninya bermain. Menjadikan semua momen itu untuk ruang belajar bagi tumbuh kembangnya. Juga merawat ketiga kakaknya yang usianya rata-rata hanya berselang dua tahun. Melerainya tatkala mereka mulai hangat berantem karena berebut mainan. Merapikan kamar tidur mereka, menyiapkan pakaian mereka hingga siap ke sekolah.
Ooh diri..... Seharusnya engkau di rumah, kini. Selayaknya engkau tempati posisi indah di tengah keluargamu. Fokus pada peran mulia sebagai ibu dari anak anakmu. Lengket menyatu dengan asyiknya mengurus rumah tangga suamimu. Bukan di sini. Di tempat yang terpisah dalam ruang dan waktu. Lalu, siapa yang bisa gantikan tugasmu dalam sepekan ini? Apa yang engkau cari di sini? Aneka tanya menyeruak dari relung hati. Beku, tanpa jawaban pasti.
Ooh diri, saatnya engkau instrospeksi diri. Agar peranmu sebagai ibu dari buah hati bisa engkau tepati. Sungguh, terlalu tak berharga semua itu engkau abaikan, hanya demi aktualisasi diri.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar