Susmintari Dwi Ratnaningtyas

Karena yang terucap akan mudah lenyap dan yang tertulis akan abadi seperti prasasti....

Selengkapnya
Navigasi Web
DUA DUNIA

DUA DUNIA

GORESAN PENAKU / H-428

Senja masih menitipkan keceriaan yang istimewa kala deru kereta api yang membawaku menuju kampung halaman terus melaju. Padi yang menguning semakin berkilau tertimpa merah saga sang senja. Netraku terus memanjakan ilusi yang menampilkan kenangan indah itu.

--

Stasiun kota tengah malam ini terasa dingin. Hilir mudik penumpang kereta yang turun cukup menjadi peredam sunyi yang tetiba hadir menggilas keceriaan hati.

--

"Kamu Mas Dewa kan?" tanyaku pada seorang sopir taksi online yang berada di halaman stasiun. Namun lelaki itu tak menyahut. Aku terus memanggilnya, lalu terkejut ketika sebuah taksi menghantamku dari arah belakang. Aneh, aku tak apa-apa. Tak seperti dua hari lalu saat tubuhku bersimbah darah karena kecelakaan maut itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi

15 Apr
Balas

Alhamdulillah, terimakasih motivasinya, Pak Dede

16 Apr

Siip.... barokalloh...

15 Apr
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih, Ukhti cantik. Barakallah

16 Apr



search

New Post