Antara Kota Binjai Dan Buah Binjai
Tantangan hari ke-47
Antara Kota Binjai Dan Buah Binjai
Pertama sekali makan buah Binjai itu saat aku kuliah pasca sarjana di UGM Yogyakarta tahun 2007. Sahabatku ada yang berasal dari Kalimantan, pada waktu liburan dia membawakan buah Binjai. Karena waktu itu dia tanya, asal dari Binjai, “apakah sudah pernah makan buah Binjai?”. Langsung ku jawab, loh ada ya buah Binjai di Kalimantan? Kalau didaerah saya banyak “jawabnya”, dan saat itu dia berjanji akan membawakannya. Heran juga aku buah Binjai tetapi banyak di Kalimantan, sementara di Binjai sendiri jangankan memakannya melihatnya saja belum pernah.
Serasa ngak sabar aku menunggu dia kembali ke Yogyakarta, ingin secepatnya melihat dan makan buah Binjai, seperti apa ya?
Hari yang ditunggu datang juga, dimana aku melahap buah Binjai. Bentuknya sekilas seperti mangga. Setelah kukupas langsung dengan mengucap “bismillah” kumakanlah si buah Binjai itu uh… ternyata asam. Padahal aku orang yang paling suka dengan buah yang rasanya asam, tetapi untuk kali ini ampuuun … aku ngak sanggup. Seperti ini ya buah Binjai itu? Buah Binjai ada juga yang manis, tetapi yang ini yang asam karena yang manis belum musim, “itulah jawaban temanku”.
Kota Binjai tempat dimana aku lahir dan dibesarkan, bahkan sampai saat ini masih tinggal di Binjai, kota yang terletak diantara sungai Mencirim dan sungai Bingai. Terletak dua kerajaan Melayu yaitu kesultanan Deli dan kerajaan Deli.
Menurut orang tua yang mengetahui asal usul kota Binjai berasal dari sebuah kampung kecil yang terletak di pinggir sungai Bingai. Upacara pembukaan kampung tersebut diadakan di bawah pohon besar yang rindang di pinggir sungai Bingai. Sungai yang cukup besar dapat dilayari sampan-sampan besar yang berkayuh sampai jauh ke udik adalah awal dibangun beberapa rumah.
Lam kelamaan rumah tersebut menjadi luas yang akhirnya berkembang menjadi pelabuhan didatangi oleh tongkang-tongkang yang datang dari Stabat, Tanjung Pura dan juga dari selat Malaka. Kemudian nama pohon Binjai inilah yang akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai. Konon pohon Binjai ini adalah sebangsa pohon embacang dan istilahnya berasal dari bahasa Karo.
Dalam versi lain yang merujuk beberapa referensi asal mula kata “Binjai” adalah dari kata baku istilah Binjai yang merupakan makna dari “ben” dan “i-jei”, yang berasal dari bahasa Karo artinya “bermalam di sini”.
Dari kedua versi ini kemungkinan keduanya benar, karena menurut sejarahnya buah Binjai memang ada dan asal kata yang diartikan dari bahasa Karo itu juga benar dan cocok. Sekarang pohon Binjai sudah langka, sudah mulai dibudidayakan kembali tetapi butuh beberapa tahun lagi baru berbuah. Semoga pohon itu tumbuh subur dan berbuah sehingga anak cucu bisa tahu bahwa pohon binjai itu ada di Kota Binjai.
Binjai, 8 Juni 2020 (16 Syawal 1441 H)
#EdisimelestarikanbuahBinjai
#TantanganGurusiana


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Buahnya salah alamaat Bu ... he..he...he... mantap
Ha ha iya ya, makasih sudah singgah ya bu
Kotanya di sumatera,pohonnya di kalimantan. Qadarullah ...
Ya itulah, buahnya nyebrang ke Sumatera
Wah, pohon jauh tumbuh di daerah yang lain. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terima kasih sudah mampir bu
Lah bolak-balik ke Binjai kok baru kabar ini ya? Hiks
Tuh kan baru tau juga ya?
Keren Bun..
Makasih ya bun, dah berkunjung, sukses buat bunda
Makasih ya bun, dah berkunjung, sukses buat bunda
Makasih ya bun, dah berkunjung, sukses buat bunda
Warnanya seperti buah sawo tapi bentuknya bulat. Rasanya asam? Berarti cocok buat rujak ya bunda?
Ya bu, tapi buah binjai ada juga yang manis
Iya. Bu saya kira tadi rambutan binjai. Ternyata buahnya asam bulat hqlus. Terima kasih ilmunya Bun.
Sama-sama bu, sukses ya bu
Iya. Bu saya kira tadi rambutan binjai. Ternyata buahnya asam bulat hqlus. Terima kasih ilmunya Bun.
Iya. Bu saya kira tadi rambutan binjai. Ternyata buahnya asam bulat hqlus. Terima kasih ilmunya Bun.
Iya. Bu saya kira tadi rambutan binjai. Ternyata buahnya asam bulat hqlus. Terima kasih ilmunya Bun.
Keren sekali bu...
Terima kasih sudah singgah bu, sehat dan sukses buat ibu ya
Aamiin 3x YRA. Memang banyak pohon di masa kt kecil dulu ada sekarang jd pohon langka
ya bu, terima kasih sudah mampir