Suku Kerinci Suku Tertua di Dunia, Benarkah?
Kerinci merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jambi, tepatnya berada di daerah kawasan paling barat. Kabupaten kerinci berada di daerah pegunungan yang masih sangat asri, pemandangannya yang indah, suhu udaranya yang dingin, membuat setiap orang yang datang kekerinci, merasa sangat betah. Namun dibalik semua keindahan alam dan pemandangannya ini, ada hal yang menggelitik, yang sampai saat ini, masih menjadi kontroversi mengenai keberadaan suku kerinci yang dianggap sebagai suku tertua di dunia, bahkan dianggap lebih tua dari suku Inka. Hal ini bermula, karena minimnya pelelitian atau kurangnya literatur yang ada mengenai suku kerinci. Ada dua pandangan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Bronson yakni;
Bukti yang menyatakan suku kerinci suku tertua didunia:
Salah satu literatur yang paling bayak diadopsi dalam menjelaskan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Bennet Bronson serta Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional Jakarta, Suku Kerinci yang mendiami dataran tinggi Bukit Barisan di Provinsi Jambi merupakan kelompok manusia tertua di dunia. pendapat tersebut dikemukakan pada tahun 1973 dengan bukti berupa keberadaan manusia yang disebut dengan Kecik Wok Gedang Wok. Lebih lanjut Bennet meyakini bahwa Kecik Wok Gedang Wok lebih tua dari Proto Melayu maupun Suku Inca di Amerika Selatan karena telah mendiami kawasan Gunung Kerinci sejak lebih dari 10.000 tahun lalu. Pasalnya, pemindahan Proto Melayu atau rumpun Polinesia dari Alam Melayu menuju pulau di Lautan Teduh sebelah timur dan pulau di Lautan Hindia sebelah barat baru terjadi pada tahun 4000 sebelum Masehi. Lantaran kelompok Proto Melayu dinilai lebih dominan sehingga Kecik Wok Gedang Wok perlahan lenyap. Itu disebabkan oleh adanya percampuran darah antara kelompok pribumi dengan pendatang. Kelompok dari percampuran tersebut yang kemudian berkembang dan hadir sebagai nenek moyang masyarakat Kerinci modern. Hal lain yang sering dijadikan sampel penelitian oleh pada peneliti tersebut adalah keragaman bahasa dan dialek di Kerinci. Dengan bahasa yang sangat beragam, sekitar 135 buah dialek, yang dipakai hanya di sepanjang lembah, memperumit penelitian etnografi (Whitten, 1987).
Namun ada yang berpandangan bahwa :
Bukti arkeologi yang didapatkan oleh Bennet Bronson dan Teguh Asmar di Gua Tianko Panjang Kerinci, menemukan alat batu terutama alat serpih dari obsidian serta sisa-sisa tulang hewan, hasil pertanggalan menunjukkan bahwa temuan alat-alat tersebut telah berusia sekitar 10250 tahun yang lalu, hal ini menunjukkan bahwa manusia telah menghuni gua tersebut sekitar 10250 tahun yang lalu. Lalu apakah betul, yang menghuni gua tersebut merupakan nenek moyang suku Kerinci atau yang disebut dengan Kecik wok Gedang?
Menurut padangan bahwa Bronson bahwa peninggalan tersebut bersal dari periode mesolitik di mana manusia saat itu masih hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan dan belum mengenal cara bercocok tanam, Walaupun rangka manusia tidak ditemukan di Gua Tiangko Panjang (yang sangat berguna untuk mengidentifikasi ras penghuni gua), namun dari perbandingan dengan temuan-temuan dari situs lain yang sezaman di Indonesia, maka dapatlah diketahui bahwa manusia penghuni gua Tiangko Panjang memiliki ras Austro-melanesoid dengan ciri fisik mirip dengan fisik orang Papua atau orang Aborigin Australia saat ini (Bellwood, 2000). Tentu saja sangat berbeda dengan fisik dan ras suku Kerinci. Dengan kata lain, manusia penghuni gua Tianko Panjang yang diteliti oleh Bronson dan Asmar tidak memiliki keterkaitan budaya dengan orang Kerinci saat ini. Hal ini di dasarkan tinggalan-tinggalan arkeologis yang dibawa dan dihasilkan oleh kelompok Austronesia yaitu gerabah-gerabah berslip merah, alat-alat serpih obsidian (tentu saja secara fisik jauh berbeda dengan alat serpih Ausro-melanesia), alat-alat batu seperti beliung persegi serta alat-alat pertanian yang sederhana yang dihasilkan dari situs-situs yang ada di Kerinci. Secara linguistik mereka di duga berasal dari Taiwan dan kepulauan Formosa saat ini (Bellwood, 2000). Jadi, dapat disimpulkan bahwa suku Kerinci bukanlah salah satu suku yang tertua di dunia, namun fakta bahwa mereka adalah kelompok etnis penutur Austronesia yang datang terawal ke Indonesia tidaklah dapat dipungkiri, dan itupun tidak 'lebih tua' dari etnis-etnis yang tergolong ke dalam ras Austro-melanesia.
Ada yang menganggap terjadi multitafsir atas penelitian yang dilakukan oleh Bronson, sehingga menyebabkan berbagai macam persepsi mengenai suku kerinci yang disebut suku tertua di dunia, dan ada pendapat yang mengatakan kalau terjadi percampuran antara ras asli dengan pendatang yang mendiami kerinci.
Perbedaan persepsi ini terjadi karena kurangnya bukti arkelogi yang ditemukan dan tidak adanya penelitian lanjutan yang dilakukan setelah peneltian yang dilakukan oleh bronson. Namun yang jelas dari berbagai padangan kita belum bisa memastikan mana pendapat yang paling benar. Sampai dilakukannya kembali penelitian lanjutan.
Namun sampai saat ini mayoritas kalangan masih memegang pendapat pertama, bahwa suku kerinci merupakan salah satu suku tertua di dunia.
Wallahu a'lam
Referensi Utama:
Bellwood, Peter, 2000. Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Bronson, Bennet dan Asmar, Teguh, 1975. "Prehistoric Investigations at Tianko Panjang Cave, Sumatra: An Interim Report." Asian Perspectives XVIII, no. 2, hlm. 128-145.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Thanks infonya bu
Sma2 pak
Terimksh bu,,slm kenl
Ilmu yang luar biasa
Mksh bu, msh belajar
Keren bunda...semoga bermanfaat untuk semua...
Alhamdulillh, masih brljr
Infonya sangat bermanfaat
Terimaks bu, slm kenal