Susi Mariani

GURU SD NEGERI 025 SUNGAI PENUH...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pengalaman Manis Si Piagam Biru

Pengalaman Manis Si Piagam Biru

Hari ini tepat pada tanggal 13 Februari 2020 genap sudah 30 hari tantangan gurusiana, yang telah saya ikuti. Ada perasaan yang luar biasa, yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata, seperti hanya mampu di rasa. Luar biasa itu lah kata-kata yang sangat pas, untuk menjelaskan keikutsertaan saya dalam tantangan ini. Mampu membuat saya keluar dari zona nyaman yang telah lama saya nikmati. Hampir tiga bulan sudah sejak buku buku pertama saya dicetak, maka sejak itu pula saya tidak pernah membuat tulisan apapun. Padahal saya sudah bergabung di grup gurusiana sejak Juli 2019. Bahkan saya sudah bergabung di facebook media guru 3 bulan yang lalu, tapi tetap saja belum mampu membuat saya tergerak untuk menulis.

Lalu, tiba-tiba satu bulan yang lalu, saya melihat satu tantangan yang diberikan oleh CEO mediaguru di grup facebook. Iseng awal nya ikutan, eh...lama-lama jadi ketagihan.

Ada pengalaman luarbiasa yang saya alami, tepatnya pada tanggal 27 Januari 2020 pada tantangan ke-13 tulisan saya tentang “Uighur dan Corona (Bala Tentara Allah)” mendapatkan kritikan yang luar biasa di akun facebook grup media guru dan sedikit menghebohkan. Padahal tulisan ini masuk dalam tulisan populer pada hari itu. Tulisan ini pun dilaporkan ke admin karena dianggap mengandung unsur sara dan politik., saya akui dari judul ini mungkin sebagian orang berpandangan lebih menghakimi sekelompok orang. Tapi, yang saya sangat sesalkan adalah kebanyakan yang berkomentar tanpa membaca isi artikel, hanya melihat dari judul saja. Andaikan mereka sedikit saja mau membaca secuil tulisan itu yang di dalamnya saya juga bahas dari sisi kemanusiaan. Ah..sulit untuk dijelaskan

Di grup facebook dimana tulisan saya di post saya dipojok habis-habisan di kolom komentar. Akhirnya dari pada membuat ricuh grup sayapun menghapuskan postingan tulisan tersebut. Namun disini saya akan mengshare ulang tulisan itu, sayang barangkali ada yang belum membaca.

Uyghur dan Corona (Bala Tentara Allah)

Tantangan ke-13

Berita tentang penyebaran virus corona nampaknya menjadi topik yang sangat hangat di bicarakan oleh seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia, bahkan Indonesia sudah bersiap-siap menghadapi kemungkinan terburuk dari penyebaran virus ini, yang tak kalah heboh lagi, salah satu terduga suspect berasal provinsi Jambi, dan sekarang masih dalam pengawasan medis di rumah sakit MATTAHER Jambi, ia diketahui telah melakukan perjalanan ke kota Wuhan seminggu sebelumnya. Tak ayal rasa panik menghantui warga Jambi, sampai indikasi ini diketahui statusnya, positif atau negatif terinfeksi virus corana

Mungkin kita selalu disugguhkan di tayangan televisi, ketika, seseorang sedang berada di jalan tiba-tiba roboh, ataupun di tempat-tempat umum lainnya di kota Wuhan begitu saja meregang nyawa. sangat mengerikan bukan? Ketika akses publik di tutup di Wuhan praktis, kota ini menjadi kota mati. Keadaannya di sana mungkin lebih buruk dari tayangan televisi yang kita lihat selama ini, benar saja, semalam, saya secara tidak sengaja saya melihat ada video unggahan dari salah satu seorang warga Wuhan, ia menggunngah sebuah video, untuk meminta bantuan, ia bercerita jika di kota Wuhan keadaannya sangat buruk, semua fasilitas publik di hentikan, bahkan katanya jika “anda merasa terindikasi virus ini, anda ingin pergi kerumah sakit untuk diperiksa, namun anda tidak bisa mendapatkan itu sama sekali, rumah sakit penuh sesak, dokter tidak menyuruhmu untuk melakukan registrasi atau apapun, anda hanya bisa mengantri, anda mungkin akan menunggu berjam-jam diantrian, dan tetap tidak mendapatkan pelayanan, mungkin anda awalnya baik-baik saja. Namun setelah ikut antrian berjam-jam anda akan tertular, kemudian saya juga menyampaikan apa yang saya saksikan dengan mata kepala sendiri, sehari sebelum kota Wuhan ditutup atau sebelum tanggal 22 januari, diseluruh kota Wuhan, banyak orang yang tidak memakai masker, ada yang berjalan-jalan, ketoko dan aktivitas lainnya. Ketika tanggal 23 januari, dimana kota Wuhan ditutup, bisa dibanyangkan berapa orang yang sudah terinfeksi. Gambaran yang sebenarnya terjadi di sini adalah alayanan kesehatan lumpuh atau bisa saya katakan sangat kacau.saya punya teman yang bekerja dirumah sakit, yang mengatakan jika anda memasuki rumah sakit, mereka hanya akan memberikanmu obat anti radang atau suntikan hormon atau bakan anda dibiarkan begitu saja sampai mati, yang paling buruk adalah ada diantara mereka yang diduga terinfeksi tapi dikatakan bahwa baik-baik saja, karena mereka kehabisan alat uji atau sejenisnya.” Itulah gambaran yang ia jelaskan.

Semua orang baik itu, pria, wanita dan lansia menjerit ketakutan. Mereka sangat khawatir tertular virus ini. Tak ayal semua petugas medis disana merasa kewalahan, bahkan ada beberapa video yang menggambarkan betapa mencekamnya paramedis menanggani orang-orang disana, bahkan dari video yang beredar paramedis disana merasa sangat tertekan, sehingga ada diantara mereka mengatakan “kalau mereka hanya bisa menunggu mati di rumah sakit ini”, apalagi salah satu dokter yang menanggani virus corona ini, dinyatakan meninggal dunia.

Hingga saat ini, Tiongkok telah mengisolasi kota Wuhan dengan sekitar 11 juta penduduknya. 11 juta ini tengah dilanda rasa gelisah, mereka tak tak tahu, apakah terjangkit atau tidak, yang bisa mereka lakukan adalah berdiam diri dirumah. Padahal perayaan tahun baru imlek baru saja mereka nikmati.

Saya tiba-tiba teringat dengan postingan saya sekitar 1 bulan yang lalu, ketika semua media sosial bersama-sama berkampanye tentang perlakuan sadis terhadap muslim uyghur, yang mereka sebut dengan kamp konsentrasi radikalisme. Lebih dari satu juta muslim di paksa memasuki kamp ini, mereka mengisolasi muslim, hanya karena mereka menjalankan kepercayaan agamanya. Perlakuan muslim uyhur ini bukan mengada-ngada, banyak diantara mereka yang lolos dari kamp ini, menceritakan bagaimana sadisnya perlakuan yang merekada dapatkan.

Dalam sejarah nabi, bahkan di ingatkan dengan sebuah kisah dari kaum Ad, mereka sangat terkenal karena kezhalimannya. Memperlakukan nabi Hud, as dengan pengikutnya dengan kejam. Mereka juga mempunyai teknologi yang luarbisa untuk membangun sebuah kota “metropolitan pada zamannya”, sama seperti kota Wuhan yang dianggap seperti kota New York. Tapi Dengan semua kekuasaan dan kehebatan yang mereka miliki, akhirnya mereka berbuat sombong. Padahal kata Allah, sombong itu adalah jubahku. Maka jangan sekali-kali manusia memakainya. Ingat ditulisan di dalam Al-Quran Ketika sosok Iblis yang sangat taat diusir dari Surganya Allah karena sombong. Pada Hut 70 RRC presien Xi Jianping pernah berujar tak ada kekuatan yang bisa menguncang China. Ia lupa ada kekuatan yang lebih dasyat yang mampu menguncang mereka.

Adapun kaum ´Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum ´Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk), Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka.” (Al-Haaqqah:6-8).

Kita sebagai muslim percaya, setiap apapaun yang terjadi didunia ini semuanya atas kehendak Allah. Termasuk virus corona yang sedang menimpa masyrakat China. Terlepas dari semua itu. Bagaimana seharusnya kita sebagai Muslim menanggapi kasus virus corona ini?, apakah kita harus menghilangkan rasa simpati pada China?, apakah kita harus ikut-ikutan mengutuk mereka?, lihatlah di berbagai media sosial sekarang, semua orang, bak tertawa dengan kepuasaan batin menyaksikan warga China. Hai kawan satu akidahku, apakah pantas kita berlaku seperti itu pada masyarakat China, padahal Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, dan sangat menjunjung tinggi rasa kemanusiaan. Lalu kemana rasa kemanusiaan kita?

Ingat kaum Ad’ mereka sombong lalu diazab oleh Allah. Hendaknya kita bisa mengambil setiap pelajaraan dari setiap kejadian. Tidak munutup kemungkinan virus ini akan menyebar di negera kita, jadi jangan sombong, seolah-olah Allah hanya menghukum mereka bukan kita, padahal dari semua ini kita diuji.

Penyiksaan yang didapatkan oleh muslim uyghur pastilah Allah menyaksikannya, setiap cambuk, dan pukulan yang mereka dapatkan. Allah balas dengan sebuah makhluk kecil, yang oleh matapun tak tampak, karena Allah tak pernah tidur atas kezhaliman yang diterima oleh muslim uyhgur, dan seluruh doa muslim dunia.

Virus corona yang menimpa China adalah sebagain kecil dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Jika Allah sudah berkehendak, tak ada teknologi supercanggih apapun yang dapat menangkalnya. Itulah kuasa Allah, maka janganlah berlaku sombong. Semoga kita bisa mengambil hikmat dari kejadian ini.

Oleh: Susi Mariani

#tantangangurusian

Ini adalah tulisan tercepat yang pernah saya buat, hanya dalam waktu 10 menit saja. Tapi sayangnya harus di hapus.

Selain tulisan tentang uighur dan corona ada tulisan saya yang sangat menyedot perhatian yang luar biasa, artikel itu berjudul “Misteri hilangnya Al-Mughoni di Rimba Lekuk Lima Puluh Tumbi”, viewer tulisan ini bahkan mencapai 5320 orang dan ratusan kali di bagikan. Padahal tulisan ini, saya sebut ala kadarnya di grup sagusabu Sungai Penuh, karena memang saya tulis seadanya, dan masih banyak sekali kesalahan. Tapi karena tulisan ini lah saya di kenal di Instagram @kerincikita dan sudah dilike sebanyak 1.037 orang.

Menjelang hari ke 26, tiba-tiba badan saya benar-benar ngedrop, lemas, dan kehilangan nafsu makan luar biasa. Gejala ini saya rasakan sampai hari ke-28. Tapi tetap saja, tangan dan hati ini membandel mau menulis, ada sensasi nikmat luar biasa ketika setiap selesai ngepost tulisan. Tantangan ini sungguh luar biasa, tak bisa saya sandingkan dengan tantangan apapun. Ia mempunyai sensasi kenikmatan tersendiri. Tapi anehnya semakin saya sering menulis, saya merasa semakin kekurangan ilmu. Banyak sekali rasanya yang perlu saya pelajari. Dan saya juga bertekad menyelesaikan sampai pada tantangan ke-90. Saya tidak akan ikut serta lomba tulisan apapun sampai saya benar-benar menyelesaikan tantangan ini, bukan karena tak ingin, tapi saya merasa tulisan saya belum siap disandingkan dengan tulisan gurusioner lainnya, sampai saya benar-benar yakin.

Dan pada akhirnya hari ini, saya bisa mengatakan aku taklukkan kamu angka 30

Oleh: Susi Mariani

#tantangangurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebattt....terus semangat

14 Feb
Balas

masih belajar ne

14 Feb



search

New Post