Ketika Perempuan jadi "Pemangsa" Lelaki
Hari itu hampir semua followerku kaget membaca status yang kukirim lewat media sosial. " Belum jadi mantu, si neng geulis sudah nggak friendly. Heran gue sama anak gadis sekarang. Suka anak lagi gue, ya deketin emaknya juga dong!!". Lalu di status kedua malah lebih songong lagi. " Laki gue cuma satu, gak bisa difotocopy ama loe!". Kontan saja statusku ini menarik perhatian terutama para ibu2 yang menjalin pertemanan denganku. Beragam komentar, ada yang bilang " super", " Gue banget tuhh", dan komentar galau lainnya yang serta merta ikut menyuarakan keprihatinan dan kecemasan para ibu terhadap krisis moral perempuan jaman sekarang.
Status ini muncul akibat anak laki - laki ku disukai teman sekolahnya yang punya latar belakang suka berganti lelaki, pernah terjaring narkoba dan kasus pelanggaran di sekolahnya. Dan tentu saja hal ini tak bisa ditoleransi olehku. Sebagai ibu, tentu saja aku akan melindungi anak-anakku dari pengaruh buruk orang-orang sekitar mereka. Berbeda statusku selanjutnya, aku sangat kecewa dan marah pada wanita yang mengejar suami orang. Terlepas karena cinta, uang, ataupun kekuasaan dari sang lelaki. Hingga aku tak kuasa menahan emosi dan menumpahkan segenap unek-unekku di media sosial. Menurutku, cara itu lebih bagus daripada harus memecahkan semua perabotan di rumah.
Berdasarkan teori seleksi alam " Yang kuat adalah mereka yang bertahan di bumi ini. That's right! Dan selama ini PEREMPUAN adalah spesies yg paling kuat bertahan di muka bumi ini. So, jumlah perempuan lebih banyak dari kaum Adam. Sayangnya, Fenomena sebagian atau bahkan diambang batas 50% perempuan di akhir zaman sudah hampir tak terkendali. Mereka melihat sosok pejantan tangguh ini layaknya seekor " mangsa" yg siap diperebutkan dan diterkam hidup2. Entah demi gengsi atau arogansi, kini rasa malu dan pilar keyakinan sebagai sosok HAWA hanya terbaca di sudut kajian dan teori belaka. Yang tersisa adalah dorongan agresivitas yg justru dianggap kekinian. Sementara, yg namanya Penyamun laki2 so pasti betah di sarang perawan. Bukan sebaliknya. Mungkin sedikit lelaki yg nyaman dengan tipe " rumahan "yg terbilang gak gaul. Atau mungkin betapa sulitnya sekarang membedakan tipe " rumahan" dengan " murahan". Kalau terjadi demikian, siapa lagi yg merindukan sosok sekelas Aisyah RA, yg selalu menjaga kehormatannya? Atau Aishiah RA, istri firaun, yg tetap menjaga keyakinannya sampai mati? Sementara itu kehormatan dan keyakinan seorang Hawa sudah menjadi barang langka akhir-akhir ini. Astagfirulloh 'aladzim.
PESERTA SAGUSABU CIANJUR
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
tulisan yang keren dengan judul yang bikin penasaran. Teope begete deh pokoknya
Terimakasih komentarnya bapak. Masih harus banyak belajar sama bapak , mas eko dan penulis senior lainnya
awww......awww....mantap ini tulisannya, memangsa pikiran saya juga Bu Susan
Realita kehidupan diantara para perempuan, thanks. Salam kenal!
Senang membaca tulisan ini, bu Susan. Semoga kita mempunyai putra dan khususnya putri yang soleh dan solehah.
Bu Susan, ada beberapa tulisan opini saya di sini: Fb : Navys Ahmad www.navysahmad.blogspot.co.id Berkenan membaca. Hatur nuhun.
Tinggal dikonfirm sama bapa yg di fb, Thanks ya, pa!
Keren menjaring ide nya bu.... :)
Terimakasih bu sity. Senang ketemu ibu di acara sagusabu.
Fenomen jaman sekarang ya buu...
Lereus pisan bu. Salam kenal dr perguruan pantai selatan cidaun
Fenomen jaman sekarang ya buu...
Uiwwhhh,,judulnya nendang banget. Isinya kereen, top!!
Betul seperti yg dikatakan, bu ati kusmiati. Problematika perempuan di akhir zaman
Aamiin YRA, thanks for your comment
Keren banget bu Susan! Lanjutkan!
Terimakasih bu. Sama2 belajar di kegiatan sagusabu. Semangat!