Zheyya dan Karpet Ajaib
Bab 1
Anak Panti
***
"Zheyya bantu bunda siapin makan malam, ya," pinta Bunda Nada pada anak perempuan yang sedang menggambar itu.
"Siap, Bunda. Zhe beresin ini dulu, ya." Anak perempuan berkuncir dua itu merapikan alat mewarnainya.
Dialah Zheyya, gadis kecil berusia sepuluh tahun. Hobi menggambar dan mewarnai. Sejak bayi tinggal di panti asuhan "Kasih Bunda". Selalu bermimpi bertemu dengan kedua orang tuanya. Meskipun dia tahu, ibunya telah meninggalkannya di depan pintu panti, Zhe --begitu dia menyebut dirinya-- tidak pernah membenci sang ibu. Dia yakin ibunya punya alasan melakukan itu.
"Suatu hari nanti ibuku pasti datang ke panti untuk menjemputku." Begitu ucapnya selalu, ke teman-teman.
Zheyya anak yang rajin dan cekatan. Itu membuat Bunda Nada sering meminta bantuan padanya. Zheyya juga suka membantu teman-teman di panti. Di antara anak-anak panti lainnya, hanya Zheyya-lah yang dirawat Bunda Nada sedari bayi. Hal ini juga yang membuat Bunda Nada sangat menyayangi anak perempuan berambut ikal ini.
"Bunda, sini, biar Zhe aja yang menata piringnya."
"Ini, Sayang." Bunda Nada menyodorkan piring yang sedang dipegangnya.
Zheyya dengan cekatan menata piring-piring itu di atas meja panjang.
"Alhamdulillah ... selesai, Bun."
"Alhamdulillah... sekarang, tolong panggil teman dan adik-adik, ya.
"Siap laksanakan, Bund," ucap gadis bertubuh kecil itu sambil mengangkat tangan memberi hormat.
Nayya menghampiri teman dan adik-adiknya di ruang keluarga. Mereka sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang sedang mengerjakan PR, menggambar, dan mewarnai. Tidak ada seorang pun yang berdiam diri.
"Waktunya makan...!" seru Zheyya.
Semua anak yang ada di situ, menoleh ke arah Zheyya yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Yeiii, Makan malam...!" seru beberapa orang anak laki-laki. Mereka berhamburan menuju ruan makan.
Di panti ada 15 orang anak yang tinggal. Sepuluh orang anak perempuan dan lima orang anak laki-laki. Ada yang seusia dengan Zheyya dan ada yang lebih muda. Anak-anak duduk mengelilingi meja makan.
"Ayo, Yuda. Hari ini kamu yang pimpin doa, ya, " ucap Bunda Nada.
"Baik, Bunda," jawabnya. "Doa mau makan!" seru anak laki-laki itu. Kemudian terdengar suara alunan doa makan, "Allahumma bariklana fima razaqtana WA qiina 'azabannar."
Seusai alunan doa makan bergema, ruangan mendadak menjadi senyap. Hanya suara sendok yang berlaga dengan piring saja yang terdengar. Semua anak menikmati makna malam dengan tertib.
****
Minggu pagi, Ayah Fahri dan Bunda Nada mengajak piknik di taman. Mereka membawa 15 orang anak panti. Mereka sengaja membawa bekal dan perlengkapan dari rumah.
"Wisnu, tolong ayah, bentangkan matras ini!"
Anak laki-laki yang dipanggil segera mendekat. Dibantunya laki-laki yang mereka panggil Ayah, itu. Pak Fahri dan Bunda Nada, selalu meluangkan waktu setiap awal bukan untuk jalan-jalan. Walaupun hanya sekedar pergi ke taman. Hal yang tampak remeh bagi sebagian besar orang. Namun, termasuk hal yang luar biasa bagi anak-anak panti.
"Kamu mau beli apa, Sayang? Mama belikan es krim, mau?"
"Mau, Ma. Adek mau es krim coklat, ya, Ma."
"Oke, ayo kita ke Abang tukang es krim."
Zheyya memperhatikan seorang ibu yang tengah ngobrol dengan putrinya.
"Seandainya mama Zhe juga ada di sini. Pasti dia juga akan menawarkan es krim coklat untuk Zhe," lirih Zheyya seorang diri.
Mata Zheyya terus mengawasi ibu dan anak tadi. Tanpa sadar kakinya juga ikut melangkah. Diikutinya ibu dan anak itu menuju depan taman. Mereka berhenti tepat di depan abang tukang es krim. Anak perempuan itu memilih es krim coklat. Sang ibu juga melakukan hala yang sama. Setelah mendapatkan es krim, mereka mencari tempat duduk. Hingga akhirnya berhenti di sebuah bangku taman.
Seakan ada magnet yang menarik Zheyya. Kakinya terus mengikuti ibu dan anak itu pergi.
"Gimana, Sayang? Enak es krimnya?"
"Enak banget, Ma. Minggu depan kita ke taman lagi, ya, Ma."
"Siap, apa sih yang nggak Mama kasih untuk Tuan Putri yang cantik ini?"
Mendengar obrolan ibu dan anak itu, air mata Zheyya keluar. Beruntung sekali anak perempuan itu. Dia memiliki mama yang sangat baik dan penyayang.
"Mama ... di mana pun Mama berada. Zhe harap Mama tetap ingat dngan anak Mama ini. Zhe kangen Mama," lirihnya seorang diri.
"Zheyya ...!" panggil seseorang dari belakang.
****
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cernaknya, Bunda. Salam literasi!
Cerita yang menarik
Terima kasih cekgu
Terima kasih cekgu
Terima kasih cekgu
Terima kasih cekgu
Terima kasih cekgu
Terima kasih cekgu
Terima kasih cekgu
Terima kasih cekgu