New Normal Antara Terpaksa dan Dipaksa
NEW NORMAL;
Antara Terpaksa dan Dipaksa
Oleh: Suryan
Guru SDN 14 Parittiga
Akhir-akhir ini dunia dipadati dengan suguhan informasi dan berita, baik di media masa cetak dan online, ataupun media sosial, hinggga hingar-bingar obrolan tak berdasar menghiasi isi kepala manusia awam hingga otak jenius-pun ikut di dalamnya. Telinga hingga hampir pekak dibuatnya, mulut hingga hampir jontor, mata dipaksa dan terpaksa harus melotot menikmati suguhan tontonan dari berbagai penjuru. Ini semua tak lain dan tak bukan disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang kian meraja lela, meluluh lantahkan manusia seisi bumi tanpa terkecuali. Semua ketakutan, mencekam, penuh misteri, dan menjadi kisah horor. Tidak dihiraukan lagi apakah ini ujian, teguran, dan atau kesalahan yang dibuat oleh manusia yang melampaui pikiran normal itu sendiri, atau bahasa lainnya sering disebut-sebut konspirasi.
Semua ahli dan peneliti di seluruh penjuru dunia dikerahkan untuk menemukan vaksin atau penawar virus tersebut. Secara tradisional, modern, hingga tehnologi semua digemuruhkan. Manusia dipaksa dan terpaksa untuk berdamai dengan virus ini dengan selogan kata “New Normal”. New Normal; hidup normal dengan gaya baru, berdampingan dengan virus yang menakutkan seantero jagat raya manusia. Ketakutan bukan karena keganasannya, melainkan karena kecepatan dalam penyebarannya. Virus terbaru (Covid-19), yang belum tergugah untuk berdamai hidup berdampingan.
Menjalani new normal, entah itu terpaksa atau dipaksa, tetapi itulah nanti yang bakalan harus dijalani jika pandemi ini tak pernah usai. Terpaksa, harus menyesuaikan diri dalam suasana baru, era baru. Mau tidak mau harus menjalani dan terjun di dalamnya, harus ikut aturan main yang baru. Dipaksa, suka tidak suka jika hal tersebut benar-benar terjadi dan pandemi ini tak ada akhir, hingga akhir hayat, maka semua manusia dipaksa untuk mengikuti aturan baru tersebut, new normal. Inilah yang harus kita hadapi dan disiapkan dari sekarang, agar nanti kita tidak terkejut lagi. Memasuki era baru, new normal. Kebiasaan yang baru, gaya hidup yang baru, berdampingan dan berdamai dengan covid-19.
Pernyataan penulis di atas mengacu pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan bahwa terdapat potensi virus ini tidak akan segera menghilang dan tetap ada di tengah masyarakat. Pernyataan ini kemudian disampaikan kembali oleh presiden RI, Bapak Joko Widodo beberapa waktu yang lalu. "Informasi terakhir dari WHO yang saya terima bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang. Artinya kita harus berdampingan hidup dengan Covid. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid. Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman".
Kemudian dalam pernyataan tersebut ia menjelaskan hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan menjadi pesimis. Sebab itu kata, jadi titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat untuk dapat beraktivitas kembali sambil tetap melawan ancaman Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pemerintah akan mengatur agar kehidupan kita berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal sambil melihat dan memperhatikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Keselamatan masyarakat tetapi harus menjadi prioritas. Kebutuhan saat ini sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru (dikutip dari merdeka.com, 15/05/2020).
Menkominfo juga 5 hari yang lalu (24/05/2020), ikut memberikan pernyataan mempertegas pernyataan presiden RI. Ia menekankan bahwa berdamai bukan berarti menyerah, melainkan menyesuaikan diri dengan kedisiplinan yang tinggi untuk menjalankan protokol-protokol kesehatan sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Masalah kesehatan menjadi yang utama sebagai pemutus mata rantai dari penyebaran corona. Namun aspek non-medis juga prioritas untuk dilaksanakan. Sebab, produktivitas ekonomi dan industri harus tetap dijalankan untuk menjaga ketersediaan lapangan kerja rakyat serta penghasilan masyarakat. Produktif dan aman saat pandemi Covid-19 dengan jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan pakai sabun menjadi normal baru dalam keseharian kita sampai ditemukan anti virus dan vaksin dan obat Covid-19 (dikutip dari tempo.co, 24/05/2020).
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tetap joss
Demi kebaikan bersama
Mantap
Walaupun kondisi sangat tidak kita harapkan, namun harus mensiasatinya, agar dapat beraktifitas kembali dengan tetap memperhatikan protap kesehatan.semoga segera berakhir