MWC (Media Writing Camp) yang diadakan oleh Media guru bekerja sama dengan IGPPL (Ikatan Guru Penulis dan Penggerak Literasi) Sumatera Barat di Hotel Pusako Bukittinggi pada tanggal 19¬-21 November 2018 ini memberikan hikmah dan motivasi tersendiri bagi saya. Pada acara pembukaan saja saya sudah mendapatkan pelajaran dan hikmah dari Bapak Bupati Agam yang menyampaikan kata sambutan yang luar biasa. Masih segar diingatan saya kata-kata beliau dalam pidato pembukaannya “Kalau ingin dikenang orang walaupun sudah meninggal, maka menulislah”. Kata – kata itu membuat semangat saya semakin menggebu untuk bisa menjadi penulis. Apalagi setelah mendengar Pak Ihsan pimpinan media guru memberikan materi selama dua hari ini. Materi dan motivasi dari beliau semakin menggugah hati saya, saya yang selama ini mengalami kesulitan dalam menulis, mulai dari menunggu mood, kebanyakan ide dan lain-lain sebagainya menjadi tertantang untuk menghasilkan buku secepatnya. Sungguh luar biasa pengamalan yang saya peroleh dari MWC 11 Agam ini. Dengan MWC ini, saya bisa bertemu dengan orang-orang hebat dan mempunyai semangat luar biasa dalam menumbuh kembangkan gerakan literasi. Mulai dari bertemu dengan Bundo Yasmin seorang Pengawas dan peserta pertama untuk Sumatera Barat yang bergabung dengan media guru. Kemudian Pak Ihsan Sang motivator handal yang tak henti berjuang untuk kejayaan media guru. Dan yang terakhir Pak Murman (Pak Le) yang notabene adalah penulis dan pemateri luar biasa yang membuat saya secara tidak sadar menulis. Bahkan dari ide yang sangat sederhana, yaitu dengan sebuah gelas, saya sudah mampu membuat sebuah karya faksi yang berjudul gelas rindu. Dapat disimpulkan bahwa, kegiatan MWC ini mulai dari MWC 1 sampai dengan MWC Ke-11 Agam yang diadakan di Hotel Pusako Bukittinggi memberikan hikmah dan manfaat yang luar biasa untuk membantu guru menjadi seorang penulis hebat. Karena selama ini kegiatan menulis menjadi suatu yang sangat ditakutkan oleh guru. Penulis adalah peserta MWC-11 Agam