Gelombang Cinta
Aku terhantam
Jauh terpental
Lalu karam....tenggelam
Oleh dahsyatnya gelombang cintamu
Aku bukanlah karang yang tegar menantang
Aku hanyalah raga rapuh yang mudah jatuh
Tersungkur...dan..hancur
Kini puaskah dirimu
Mengombang ambingkan hati ini
Kau buat terbuai lalu kau lempar tanpa jangkar
Gelombang cintamu tak mengenal musim
Tetiba datang menghancurkan
Setelah membawa perahu jiwaku bersandar
Langit semakin biru dan menangis haru
Menyaksikan perih ragaku, terkoyak penuh luka
Terdampar di pantaimu
Desir angin menyapu rindu
Menggigil lusuh jiwaku
Kaku, membiru
Terseret kembali gelombang cintamu
Hanyut terbawa kejamnya ombak egomu
Tak berdaya kubertahan
Melawan derasnya arus maumu
Tak kuasa kurengkuh anganmu
Aku menyerah menggenggam rasaku
Biarlah mati kaku, teronggok di ujung waktu
Jerman, 14 Desember 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Salam Terima kasih kunjungannya
Gelombang cinta semoga mampu memberi semangat bukan menghancurkan. Keren diksinya. Salam literasi salam kenal. Izin follow
Salam. Siap Ibu. Terima kasih
Puisi yang indah, pilihan diksinya kereen.Salam literasi bu
Salam. Terima kasih Bu