suriyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Televisi Hitam Putih

Televisi Hitam Putih

Televisi jaman dulu dengan sekarang itu sudah sangat jauh berbeda. Bukan hanya bentuknya yang berbeda tetapi siarannya pun jauh berbeda, maklum saja jaman digital dan milinial gitu deh.

Namun kali ini bukan soal model dan siaran yang beragam yang akan kuuraikan di sini tetapi kenangan tentang televisi.

Ada satu kenangan yang terekam indah dimemoryku. Ini tentang sebuah rumah tiang yang berdiri dengan megah menghadap ke ujung gang kecil tempat tinggalku. Rumah itu masih terbilang milik keluarga dekatku (sepupu bapakku) yang biasa kupanggil om. Omku ini termasuk orang kaya di desaku. Dan hanya beliau yang mempunyai televisi pada waktu itu walaupun masih hitam putih. Yang paling kuingat dimasa itu (1978) ketika mau menonton siaran Si Unyil yang menjadi tontonan favorit teman sebayaku. Si Unyil main dihari minggu, jadi uang jajan dihari Sabtu harus rela simpan untuk dipakai menonton. Waktu itu belum ada listrik jadi pakai genset, otomatis untuk beli bensin ditarik dari anak - anak yang mau menonton, waktu itu kita masih bayar Rp. 200/anak. Dengan berbekal uang Rp. 200 kita belum bisa dengan mulus masuk menonton karena masih ada kewajiban lain yang menunggu yaitu mengangkat air dan mengisi semua tempat air tuan rumah yang sengaja dikosongkan termasuk air untuk mandi dan mencuci. Kalau tempat air sudah penuh semua barulah genset dibunyikan dan kita menonton televisi.

Ketika sedang asyik menonton kita dibuat jengkel dan kecewa bukan karena televisinya yang hitam putih tetapi layarnya yang berubah berbintik kayak hujan rintik - rintik atau semut yang sedang berbaris disebabkan antenanya yang tertiup angin. He he he ini betul - betul kenangan yang takkan terlupakan. Tentu teman yang sebaya denganku pasti pernah mengalami.

Kenangan inilah yang terbayang dibenakku ketika Mendikbud mengumumkan bahwa ditengah merebaknya pandemi Covid-19 saat ini, kegiatan belajar mengajar tetap harus berjalan meski hanya dilakukan di rumah masing-masing. Melalui jaringan internet, guru dan murid tetap bisa saling bertatap muka. Tetapi karena tidak semua orang punya Hp android, apalagi pulsa data juga mahal, terlebih lagi bagi yang berada di daerah terpencil yang tak bersinyal, bagaimana mau melaksanakan pembelajaran online. Sehingga Mendikbud menggandeng TVRI untuk melaksanakan Program Belajar dari Rumah.

Alhamdulillah TVRI sekarang tidak seperti TVRI dulu jadi materinya dapat dengan mudah kita peroleh dan otomatis tidak ada lagi hujan rintik - rintik dilayarnya walaupun sedang hujan deras. Materi pembelajaran yang disajikan juga berfokus ke peningkatan kapasitas literasi, numerasi, serta penumbuhan karakter peserta didik. TVRI emang ok....

Semoga covid-19 segera berlalu sehingga kita bisa beraktifitas seperti biasa. Aamiiin...

#Stayathome

#TantanganGurusiana

#TantanganMenulis H-33

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

we kuingat televisiku dulu tapi sudah tidak ada lagi tinggal kenangan

18 Apr
Balas

Sy om yg punya tp tdk ada dispensasi tuk menonton, pokoke hatus ikut aturan ngangkat air dan bayar uang bensin.hehehe

19 Apr



search

New Post