Pagi yang cerah, dikalah mentari pagi membiaskan sinarnya, mengintip malu - malu diselah dedaunan, Bu Tika bersama motor bututnya sudah menerobos jalan setapak, menyeberangi sungai menuju desa seberang untuk menemui murid – muridnya. Bu Tika adalah salah seorang guru kelas 3 di SD Negeri 062 Salu Tallang Kecamatan Rongkong Kabupaten Luwu Utara, yang rela mendatangi murid – muridnya untuk melaksanakan pembelajaran secara manual setiap hari minggu. Bukan tidak mau belajar secara daring tetapi kondisi keuangan orang tua yang tidak bisa membeli Hp Android dan kalaupun ada itu hanya beberapa orang saja yang punya. Desa Salu Tallang adalah desa tak bersinyal dan merupakan salah satu daerah terpencil di kabupaten Luwu utara.

Assalamu alaikum… sapa bu Tika pada murid – muridnya yang telah berkumpul di salah satu rumah yang telah ditentukan sebelumnya. Wa alaikum salam… jawab muridnya serempak. “Maaf ya, ibu terlambat”, kata bu Tika sambil menarik kursi yang masih kosong. Tidak apa – apa bu, kami semua juga baru tiba, kata Alan mewakili teman – temannya. Seperti biasa sebelum memulai pelajaran, bu Tika bercerita untuk memancing agar perhatian murid – muridnya bisa fokus pada pelajaran yang akan dibahas nanti. Tetapi kali ini bu Tika tidak bercerita melainkan memutar video kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan minggu lalu. Sengaja bu Tika membuat vidio itu dengan harapan agar semangat belajar muridnya bisa meningkat. Bagaimana dengan video kita, bagus tidak?, Tanya bu Tika. Anton yang sudah dua hari minggu tidak hadir, berkata, “Kok saya tidak ada bu guru”, dengan memasang muka cemberut. Bu Tati lalu mendekati Anton. Anton… kamu sudah dua kali pertemuan tidak hadir dan tidak ada temanmu yang tahu informasinya, memangnya kamu kemana sayang? Kata bu Tati sambil mengelus pundak sebagai tanda sayang. “Saya bermalam di sawah bu guru, karena bapakku lagi tanam padi dan tidak ada kutemani di rumah, tetapi sekarang sudah selesai, kata Anton. “Nah karena bapaknya Anton sudah selesai tanam padi berarti Anton ikut belajar ya mulai dari sekarang”, kata bu Tati yang dibalas dengan anggukan oleh Anton.

Bu Tati membagikan buku cerita bergambar yang sengaja di bawah dari rumah tadi. Bu Tati memberi kesempatan kepada muridnya untuk membaca 5 menit sebelum pelajaran dimulai (budaya literasi). Kemudian menjelaskan bahwa hari ini kita akan belajar tentang Seni Budaya dengan materi Membuat Kolase dari bahan yang ada di rumah. “Bu guru, di rumahku tidak ada lem”, kata Selvi. Siapa lagi yang tidak punya lem di ruamhnya, kata bu Tati balik bertanya. Semua angkat tangan kecuali Alan. Siapa yang biasa makan kapurung (makanan khas tanah Luwu yang terbuat dari sagu), tanya bu Tati kembali. Lagi – lagi semua angkat tangan. Nah kalau begitu, anakku semua tidak perlu membeli lem, karena sagu yang dibuat kapurung itu bisa dibuat lem, mama di rumah pasti tahu caranya membuat lem dari sagu, kata bu Tati yang diiyakan oleh muridnya secara serentak. Sebelum menutup pertemuan hari ini, bu Tati membagikan gambar yang akan dibuat kolase sebagai PR dan surat untuk orang tuanya agar minggu depan mendampingi anaknya belajar. Tak lupa bu Tati menyampaikan pesan – pesan moral sebagai pengembangan karakter dan berpesan bahwa minggu depan kita belajar di rumahnya Alan kata bu Tati dan menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.

#Pentigraf

#Stayathome

#TantanganGurusiana

#TantanganMenulis H-92