Suriyadi Al-Difaqi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pantaskah Kita Memarahi Ibu?
sumber : car.co.id

Pantaskah Kita Memarahi Ibu?

#TaGur ke-28

Al-Difaqi- Saya tidak habis pikir melihat seorang anak dengan berani membentak sampai memarahi kepada seorang Ibu. Kesalahan seorang Ibu di mata kita sebagai seorang anak, pantaskah untuk kita bentak atau marahi? Sebegitu hebatkah kita sehingga sudah berani memarahi Ibu?

Na'udzubillah. Saya berlindung dari perbuatan yang demikian tercela.

Saya membaca berita di salah satu portal online yang mengabarkan ada seorang anak memarahi Ibunya yang sakit demam. Menurut sang anak, Ibunya sakit demam karena kebanyakan main media sosial di handphone. Lebih lengkapnya silahkan baca https://www.suara.com/news/2020/08/27/150638/auto-durhaka-anak-marahi-ibunya-yang-sakit-akibat-sering-main-hp

Meski ini berita sudah lama yang terjadi kurang lebih 2 tahun lalu, tapi menjadi perhatian saya yang kebetulan membacanya untuk kembali merenungi diri, Ada apa dengan anak tersebut sehingga memarahi sang Ibu?

Kita tentu sudah tidak asing dengan salah satu riwayat hadis yang menyatakan ketika Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat tentang siapakah orang tua yang lebih utama kita hormati? Jawab Rasulullah, "Ibumu, Ibumu, Ibumu, lalu ayahmu."

Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah Rasulullah bersabda, "Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan berkata, "Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali? Rasulullah menjawab, Ibumu.. Orang tersebut bertanya kembali, kemudia siapa lagi? jawab Rasulullah, Ibumu. Kemudian siapa lagi? Jawab Rasulullah Ibumu.. Kemudian siapa lagi ? Kemudian Ayahmu."

Begitu memulyakannya Rasulullah kepada sosok seorang Ibu hingga menyebutnya sampai 3 kali. Tapi melihat berita di atas sungguh terasa miris.

Lupakah kita dengan perkataan Rasulullah bahwa, "surga berada di telapak kaki Ibu"?

Ini merupakan kiasan yang diberikan Rasulullah untuk kita bisa bersikap santun, rendah hati, rendah diri dan patuh kepada seorang ibu. Sebagai bukti tanda sayang dan bakti kepada Ibu yang luar biasa jasa dan pengorbanannya kepada kita hingga akhir hayatnya.

Sama-sama kita merenungi dan mengingat apa yang sudah seorang Ibu lakukan kepada kita selama ini. Dari kita kecil bahkan sampai kita memiliki keluarga, kasih sayang seorang Ibu tidak akan pernah luntur di makan usia. Minimal akan selalu ada doa-doa kebaikan dari mulut dan hatinya yang paling dalam untuk kehidupan yang baik dan bahagia.

Lantas masihkah kita berani memarahi orang tua?

Nau'dzubillah. Semoga kita semua dijauhkan dari perbuatan tersebut.

salam bahagia dari saya

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ibu adalah lentera kehidupan. Sungguh sangat tak pantas kita sedikitpun memarahi ibu kita. Salam literasi.izin follow

28 Jan
Balas

Salam ta'dziim untuk seluruh ibu di mana pun berada. Terima kasih ibu atas kehadiran dan pesannya. Salam hormat

28 Jan

ibu adalah perempuan tak bermahkota namun berkaki surga, sungguh tak pantas kita untuk memarahinya, salam literasi

28 Jan
Balas

Setuju sekali. Ibu adalah segalanya untuk kita hormati dan sayangi. Terima kasih ibu sudah berkenan singgah dan memberikan pesannya. Salam hormat dari saya

28 Jan



search

New Post