Suriyadi Al-Difaqi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Belimbing Dewa Kelompok Tani Kali Licin Depok Memang TOP
Gambar milik pribadi

Belimbing Dewa Kelompok Tani Kali Licin Depok Memang TOP

#Tagur ke-14

AlDifaqi- Dulu saat belum kerja seperti sekarang, lulus dari kuliah saya sempat bergabung di Kelompok Tani Belimbing Dewa di daerah Depok. Menurut riwayatnya, sebelum saya dan teman-teman ada di Kelompok Tani ini, orang tua atau khususnya Bapak dari kami semua merupakan founder Kelompok Tani Belimbing Dewa. Dan saya termasuk paling akhir bergabung di kelompok Tani ini.

Secara memang sejak kecil hingga kuliah saya tidak tinggal di tempat saya dilahirkan. Saya tidak tahu menahu tentang kelompok tani Balimbing Dewa meskipun Bapak (alm) memiliki banyak kebun Belimbing kala itu plus kebun jambu biji merah. Hingga suatu waktu, saya diajak main oleh salah satu teman yang merupakan pengurus dari kelompok Tani Belimbing Dewa dan dari situlah saya mulai mengenal dan bergabung.

Dari kelompok Tani Belimbing Dewa saya banyak belajar tentang dunia perkebunan khususnya Belimbing. Memang tidak secara matang saya berada di kelompok tersebut, namun sedikit banyak saya jadi tahu bagaimana cara pengolahan atau perawatan Belimbing Dewa kala itu.

Mulai dari tahapan pemupukan, penyemprotan, pemangkasan, pembungkusan, pemetikan sampai pada pemasaran.

Yang paling saya ingat adalah saat pembungkusan. Saat Belimbing sudah jadi 'pentil', maka kami mulai mengadakan pembungkusan. Kebanyakan para petani di kelompok saya, menggunakan kertas karbon yang dilapisi koran atau kertas sejenis. Kata sang ketua kala itu, agar Belimbing lebih besar dan 'kinclong'. Hehehe...

Saat bungkus, tantangan yang dihadapi adalalah naik pohon Belimbing atau menggunakan tangga panjang yang digunakan sebagai sandaran tubuh. Terlebih saat bungkus di ujung-ujung pohon. Kalau belum terbiasa, jangan harap untuk coba-coba. NGERI man. Tapi kalau ngga dicoba, kita ngga bakalan bisa dong. Itulah dilemanya. Saya hanya 2-3 kali mencoba membungkus belimbing dengan tehnik ini. Selebihnya di atas pohon.

Alhamdulillah kemarin sore saya berkesempatan membawa anak-anak bersilaturrahmi ke sekretariat Kelompok Tani Kali Licin setelah sekian lama menghilang dari peredaran. Anak-anak sangat suka melihat secara langsung perkebunan belimbing Dewa bahkan bisa membawa pulang.

Istri saya yang kebetulan bukan orang Depok bertanya, Kenapa dinamakan belimbing Dewa?

Dinamakan belimbing Dewa, menurut pak Nanang sebagai ketua kelompok Tani, karena varietas belimbingnya merupakan varietas dewa yang memiliki warna buah kuning kemerahan, bentuknya besar dan rasa manis. Rata-rata ukuran buahnya berkisar antara 150-350 gr (seperti yang ada dalam gambar). Makanya wali kota kala itu menjadikan belimbing Dewa sebagai salah satu ikon dari kota Depok.

Semoga ke depannya para petani belimbing Dewa semakin sejahtera dan mampu bertahan di bawah tekanan para devloper yang ingin menjadikan kebun para petani sebagai perumahan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang keren Pak, jadi tahu Belimbing Dewa. Salam literasi

15 Jan
Balas

Teriima kasih bu salamah sudah berkenan singgah. Salam hormat

16 Jan

Keren pak ulasannya. Salam literasi.

14 Jan
Balas

Terima kasih pak untuk apresiasi dan kehadirannya. Salam hormat

14 Jan



search

New Post