Suriyadi Al-Difaqi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Aksi Perdana Dodon Di Tarhib Ramadhan 1434 Hijriyah
aksi perdana Dodon di depan anak-anak (dok. pribadi)

Aksi Perdana Dodon Di Tarhib Ramadhan 1434 Hijriyah

AlDifaqi- "Puasa itu yaaa tidak makan dan minum dari subuh sampai dhuhur Mr..."

Begitulah salah satu dialog yang diucapkan Dodon ketika tampil pertama kali secara langsung di hadapan 150 anak-anak yang menghadiri acara tarhib ramadhan ceria TPQ Ar-Rayyan.

Berbekal nekat saya memberanikan diri untuk menyanggupi permintaan salah satu orang tua untuk bisa mendongeng dalam acara tarhib ramadhan. Undangan datang secara mendadak. Saya mempercayakan diri untuk bisa berkarya di hadapan anak-anak. Di mulai dari menyusun alur hingga ke naskah cerita menjadi modal awal menampilkan diri dengan status sebagai pendongeng.

Awalnya acara berjalan lancar. Saya dengan penuh percaya diri tampil bak seorang pendongeng profesional. Hadir satu jam lebih awal dari acara utama mendongeng. Saya ingin mengenal lebih dekat sebelum tampil baik dari panitia, tempat (masjid), peserta (anak-anak), dan perlengkapan tentunya. Harapannya ketika langkah itu sudah disiapkan lebih awal acara mendongeng berjalan normal sesuai yang dicitakan.

Tampil secara live atau langsung memang perlu menyiapkan beberapa strategi jika terjadi sesuatu yang diluar rencana. Jika tidak disiapkan, amburadul jadinya. Dan ini yang saya alami. Hehehe...

Di luar dugaan, speaker atau mic (sound sytem) yang saya gunakan ternyata tidak berfungsi secara baik. Berulang kali saya mengganti mic yang tersedia. Alur yang sudah saya susun rapi menjadi berantakan karena konstrasi saya terpecah. Mental saya belum terbentuk jika menghadapi situasi seperti ini (maklum amatiran banget). Akibatnya penguasaan materi dan peserta didik amburadul. Saya ngeblang dengan materi yang saya bawakan, sementara peserta ramai (berdiri dan ngobrol) karena ketidak jelasan materi saya.

Di tambah lagi, adanya kegiatan lain di samping acara yaitu menurunkan dan menata papan kayu sebagai alas untuk salat. Bunyi papan diletakkan di lantai benar-benar membubarkan konsentrasi dan mengubah suasana hati anak-anak dari yang tadi duduk tertib menjadi tidak beraturan.

Kalau mengingat ini, saya jadi sungguh MALU sekali sama panitia dan orang tua yang kebetulan kenal. Malu karena tak mampu memberikan penampilan terbaik kepada para peserta. Padahal sebelumnya, salah satu orang tua sudah mempromosikan kemampuan saya kepada panitia dan pihak pimpinan TPQ. Berulang kali saya memohon maaf kepada orang tua dan panitia.

Sungguh pelajaran berharga dari penampilan perdana.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

05 Apr
Balas

Salam literasi

05 Apr
Balas

Sabar. Ini ujian. Ujian dari Allah SWT. Ke depannya pasti lebih baik. Semangat. Salam lierasi.

05 Apr
Balas



search

New Post