Celana Untuk Rangga N
Celana Untuk Rangga N
#TantanganGurusiana
#TantanganMenulisHARI-22
Pagi ini jam mengajar agak sedikit lowong. Kelasku diisi oleh guru bidang studi Agama. Kesempatan ini kegunakan untuk membenahi Laporan Dana Bos. Ditengah asiknya bergelut dengan komputer sekolah, tiba-tiba lampu padam. Kutinggalkan komputer dan mengalihkan perhatian pada rekan guru yang sedang berkumpul.
Suasana ruang guru cukup ramai. Ada rekan yang membenahi buku pegangan siswa, beberapa sedang mengiris jagung menyiapkan makan siang kami hari ini, Barobbo. Saya membantu merapikan plastik bekas pembungkus buku sambil mendengarkan obrolan tentang seorang siswa yang menjadi tokoh sentral dalam cerita saya hari ini, Rangga N.
Rangga N, pernah membersamai anak ini dua tahun yang lalu saat dia duduk di kelas empat.
Ketika pertama masuk ke kelasnya sempat kutanyakan perihal huruf N dibelakang namanya. Bukan, huruf itu bukan inisial nama orangtunya, tetapi hanya sebagai pembeda yang diberikan seorang guru karena di kelas ada dua anak bernama Rangga.
Rangga seperti anak-anak pada umumnya. Hubungan dengan teman-temannya kuperhatikan cukup baik meski sesekali mendapat aduan perihal keusilannya. Hal itu kurasa masih wajar. Satu yang membuat Rangga bagiku istimewa, anak ini ringan tangan, tak segan apabila melihatku butuh bantuannya. Saat temannya lain bergeming ketika melihat kotoran tikus beerceceran di lantai kelas, Rangga dengan sigap membereskannya. Pun ketika kuminta dia membantu merapikan meja-meja dikelas yang berantakan, dia segera melaksankan tanpa kulihat sedikitpun masam wajahnya.
Kemudian kutemukan ada yang berbeda pada anak ini saat berkali-kali dia datang terlambat. “Saya bantu bos saya di warung bakso dulu, Bu”. Alasannya. Aku tertegun, kucoba menelisik lebih jauh. Mengalirlah cerita perjuangan hidupnya. Sebelum atau setelah pulang sekolah Rangga menghabiskan harinya di Pasar dan juga membantu di warung bakso dekat pasar. “Kerja apa aja, bu. Bersih-bersih, angkat barang saya bisa.” Semua dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya. Sesekali hasil jerih payahnya juga digunakan untuk menopang hidup keluarganya.
Suatu pagi kutemukan dirinya di pasar saat sedang menunggu daging yang digiling “Saya biasa tidur di pasar, Bu” ucapnya ditengah bising suara mesin penggiling. Lain waktu saat akan berbelanja ikan tiba- tiba dia muncul menyapa “Ibu guruuu…”, serunya sambil menjabat tanganku, entah adakah hubungannya, harga ikan di depanku terasa lebih murah.
Terbersit kekhawatiran akan anak ini. Di usianya yang belum genap Tiga belas tahun dia harus berjibaku dengan kehidupan pasar yang sangat jauh dari nyaman. Bergaul dengan orang-orang dewasa yang tidak semuanya memberi pengaruh baik. Bayang – bayang kasus phedopilia yang marak terjadi begitu menghantui. Semoga Allah senantiasa menjaganu, Nak.
Kembali pada obrolan di ruang guru. Seorang rekan bercerita tentang keadaan pakaian Rangga yang sudah tidak layak pakai dan butuh perhatian. Penasaran kuminta Rangga dipanggil.
Aku tertegun melihat baju yang dipakainya terdapat beberapa tambalan. Celananya.., tenggorokanku tiba-tiba tercekat melihat celana yang sudah sempit menggantung, daerah selangkangan robek dan tidak bisa dijahit lagi karena tidak akan muat, dalaman menyembul dari balik robekan celana. Tak kuasa melihatnya, Mataku panas, masih dapat kutahan bulir bening yang mendesak keluar, tapi sungguh hati ini terlanjur menangis. Saat itu juga kuajak remaja tanggung itu ke toko baju di depan sekolah.
Kulihat binar matanya saat mengenakan celana baru, Beruntung masih tersedia sebuah celana untuk ukuran tubuhnya yang besar. “Terimakasih, Ibu..” senyum itu begitu sumringah saat kami meninggalkan toko pakaian. Duhai Nak, semoga kerasnya hidup yang kau jalani dapat menjadikanmu pribadi yang lembut hati. Semoga takdir Allah merubah kehidupanmu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin, terimakasih, bun
Meleleh Bun. Smg byk lagi yg member kasih terhdp anak itu. Amin