KISAH PEMIMPIN NEGERI SUBUR (Besame Cik Surdia)
Tantangan Menulis Gurusiana
Hari Ke-139, 24 April 2021
Orang pertama ditemui oleh utusan Ayahanda adalah putra keduanya. Begitu sang laki-laki berdasi datang, dia menyambutnya dengan senang hati. Senyum ramah tamah terlukis dibiibirnya. Begitu indah pertemuan itu. Laki-laki berdasi tidak merasa canggung untuk berbincang-bincang dengannya. Sesekali… lelaki berdasi itu sengaja mengeluarkan perkataan yang sedikit menyinggung perasaan putra kedua. Namun sampai pembicaraan dan pertemuan mereka berakhir, sikap dan tutur sapa putra kedua begitu tenang dan terpelihara. Dia tetap bersikap baik kepada tamu.
Pada hari yang berbeda, si lelaki berdasi menemui putra yang pertama. Laki-laki berdasi tetap melakukan hal yang sama, seperti yang dia lakukan pada putra kedua. Sambutan awalnya cukup manis. Namun begitu dia mengungkapkan kata yang sengaja menyinggung perasaan putra pertama. Si lelaki berdasi sungguh kaget. Apa yang terjadi? Seketika dia diminta keluar oleh putra pertama. Segera… pergi dari hadapannya. Dengan wajah merah dan kedua tangan dipinggang, putra pertama lantang mengungkapkan kata “bedebah. Tamu tak tahu diri.” Melihat wajah putra pertama begitu jengkel, si lelaki berdasi segera keluar dari ruangan dimana putra pertama berada.
Selang beberapa hari kemudian. Datanglah utusan Ayahanda yang kedua. Sepasang suami istri dengan berpakaian compang camping. Kali ini yang pertama ditemui oleh pasangan suami instri tersebut adalah putra yang pertama. Pasangan suami istri itu berpura-pura ingin melamar kerja sebagai tukang kebun di sana. Waduh… kedatangan mereka kurang begitu di sambut. Belum selesai mereka mengungkapkan maksud dan tujuan. Putra pertama sudah memotong pembicaraan mereka. Mengatakan kalau dia sedang ada acara penting yang tidak dapat ditinggalkan. Tanpa basa-basi lagi, putra pertama segera membukakan pintu lebar. Secara tidak langsung sudah meminta pasangan suami istri tersebut untuk segera pergi dari hadapannya. Sungguh keadaan yang tidak menyenangkan.
Pada hari yang sama, ditempat yang berbeda, pasangan suami istri itu menemui putra yang kedua. Sambutannya begitu hangat. Mereka dipersilahkan duduk dan dipersilahkan untuk memakan makanan yang ada di meja ruang tersebut. Dengan lembut, putra kedua menanyakan apa maksud dari kedatangan mereka menemuinya. Pasangan suami istri itu juga menyampaikan hal yang sama kepada putra kedua. Dengan sikap bijak putra kedua menanggapinya. Tutur kata lembutnya membesarkan hati. Mereka merasa dihormati. Bagaimana kisah selanjutnya?
Bersambung.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerpen keren, ditunggu lanjutannya
Terimakasih Ibu Fitriany. Siap Bu. Salam sukses selalu
Cernak nan menawan. Sehat dan sukses selalu Bu cantik
Terimakasih Ibu Elvina. Semoga kita selalu sehat. Salam sukses selalu
Keren Bu cerpennya, ditunggu kelanjutannya
Terimakasih Pak Sunindio. Siap Pak. Salam sukses selalu
Keren banget Bun cerpennya. Semoga sehat selalu di ramadhan ini Aamiin
Terimakasih Ibu Inah. Semoga kita selalu sehat Bu dan bisa melaksanakan ibadah dengan baik, aamiin. Salam sukses selalu
Keren Mak Cik ditunggu lanjutan e. Salam literasi dan sukses selalu.
Terimaksih Ibu Ana. Siap lanjut. Salam sukses selalu
Alhamdulillah
Keren
Terimakasih Ibu Fifit. Salam sukses selalu
cerpen yang menarik bu
Terimakasih Pak Sandy. Salam sukses selalu