KISAH PEMIMPIN NEGERI SUBUR (Besame Cik Surdia)
Tantangan Menulis Gurusiana
Hari Ke-140, 25 April 2021
Bedasarkan laporan dari utusannya, Ayahanda semakin memantapkan hati. Siapa yang tepat dia pilih? Untuk menggantikannya memimpin Negeri Subur. Dia pun segera menyusun rencana untuk upacara peralihan kekuasaan. Namun sayangnya… keinginan Ayahanda tidak berjalan sesuai rencana. Ternyata rencana Ayahanda tersebut di ketahui anaknya yang pertama. Sebagai putra pertama, dia tidak terima… kalau Ayahanda memilih adiknya untuk memimpin Negeri Subur.
Rupanya putra pertama bukan hanya pribadi yang tidak ramah tamah. Dia pun memiliki sikap yang kejam. Dia juga haus jabatan dan kekuasaan. Dengan kepintarannya dia secara diam-diam berupaya mengagalkan rencana Ayahanda. Apa pun dia lakukan untuk mencapai keinginannya.
Malam itu… Suasana sangat tidak bersahabat. Hujan turun sangat lebat. Angin berhembus sangat kecang. Guntur bergemuruh, memecah kesunyian malam. Petir menyambar bagai membelah langit. Lolongan anjing terdengar bersahutan. Suasana semakin mencekam. Malam itu… adalah malam terburuk bagi Negeri Subur.
Para penyihir suruhan putra pertama, tengah malam menjalankan rencananya. Tanpa meninggalkan jejak mereka mampu melenyapkan Ayahanda yang sudah tua tak lagi berdaya. Usaha sempat dilakukan keluarga untuk kesembuhan Ayahanda. Namun semuanya sia-sia. Tubuh rentah Ayahanda tidak sanggup lagi menahan serangan sihir yang menghantam dirinya.
Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir Ayahanda sempat berbicara kepada anaknya yang kedua. Dia meminta putra kedua untuk menyelamatkan Negeri Subur. Dihadapan keluarganya termasuk kedua putranya tersebut, dia meminta putra kedua untuk menggantikan kedudukannya menjadi pemimpin Negeri Subur.
Namun permintaan terakhir Ayahanda tidak dapat dijalankan. Berbagai pertimbangan yang dilakukan oleh putra kedua. Akhirnya dia mengambil keputusan. Menolak untuk menjadi pemimpin Negeri Subur. Karena putra kedua paham dengan karakter kakaknya. Begitu menginginkan kekuasaan. Namun, walaupun demikian, putra kedua berjanji pada dirinya sendiri. Tetap berada dibarisan yang memihak dan peduli terhadap memakmuran rakyat Negeri Subur.
Singkat cerita. Ternyata masa kepemimpinan putra pertama tidak berlangsung lama. Dia wafat diusia muda, karena sakit yang ia derita tidak ditemukan obatnya. Akhirnya Negeri Subur dipimpin oleh putra kedua. Dibawah kepemimpinannya rakyat hidup sejahtera, aman dan damai. Seperti dimasa kepemimpinan Ayahanda.
Tamat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi
Terimakasih Pak Dede. Salam sukses selalu, semoga kita selalu sehat.
Mantap Bu ceritanya menarik, Salam Literasi
Terimakasih Ibu Yurlina. Salam literasi, salam sukses selalu
Cernak nan menawan. Sehat dan sukses selalu Bu cantik
Terimakasih Ibu Elvina. Semoga kita selalu sehat. Salam sukses selalu
Keren salam sehat selalu dan salam Literasi
Terimakasih Ibu Hasnah. Semoga kita selalu sehat. Salam sukses selalu
Keren Bu cerpennya, ada
ada pesan moral yang patut ditiru, sukses selalu untuk Ibu
Terimakasih Pak Sunindio. Salam sukses selalu
Alhamdulillah rakyat hidup sejahtera, aman dan damai. Keren msk Cik salam literasi dan sukses.
Terimakasih Ibu Ana. Alhamdulillah sesuai dengan yang didambakan. Salam sukses selalu
Keren ceritanya bucan.... salam kenal dan salam silaturahmi
Terimakasih Ibu Amalia. Salam kenal juga Ibu, Salam literasi
Alhamdulillah
Mantul cerpen yang ok bisa buat kilas balik ya bun
Terimakasih Ibu Andi Alnillah. SYa Bu. Salam sukses selalu.
Bagus untuk diceritakan pada anak ya, Bu. Keren ya.
Terimakasih Ibu Sri. Ya, Bu. Salam literasi, salam sukses selalu
Keren cernaknya bunda. Ditunggu kisah yang lainnya.
Terimakasih Ibu Hunaifah. Siap Bu. Salam sukses selalu
Kisah yang apik, Bu. Salam sukses.
Terimakasih Ibu Cicik. Salam sukses selalu
Tulisannya bagus Bu.
Terimakasih Ibu Alina. Salam literasi, salam sukses selalu
Kisah yang indah bermakna, ada tersirat pesan moral, mantap bunda , salam sukses selalu
Terimakasih Pak Purcahyono. Salam sukses selalu
Cerita yang sarat pelajaran budi pekerti. Keren. Sukses untuk bunda Surdia.
Terimakasih Ibu Ririn. Salam sukses selalu
Wah, jadi ingat waktu SD suka baca komik tahun 70-an karangan H.C. Andersen. Salam literasi.
Terimakasih Pak Isak. Alhamdulillah. Salam sukses selalu
Keren bunda. Sukses selalu
Terimakasih Ibu Sitti. Salam sukses selalu