SURDIA

Jangan pernah berhenti untuk belajar...

Selengkapnya
Navigasi Web
DISANGKA COVID-19 DIPAKSA CIUM TERASI (Besame Cik Surdia)

DISANGKA COVID-19 DIPAKSA CIUM TERASI (Besame Cik Surdia)

Tantangan Menulis Gurusiana

Hari Ke-164, 19 Mei 2021

Covid-19 masih mewabah. Akibatnya, membuat banyak orang sering curiga dengan dirinya sendiri dan juga keluarga. Sehingga bila merasa badan tidak nyaman, apalagi disertai batuk pilek, sering kali kita berprasangka buruk. Jangan…jangan…jangan…. Apakah ini petanda… orang mulai terkena Covid-19? Seperti itulah yang terjadi pada keluarga Pak Budi.

Malam Itu kakak Pak Budi yang bernama Ibu Ria mengeluh sakit. Dia merasa badannya meriang, disertai batuk pilek. Badannya sedikit panas, makan tidak nyaman. Mendengar keluhan kakaknya seperti itu, Pak Budi sepertinya menaruh curiga kepada Ibu Ria.

“Jangan-jangan… Kakak sudah kena.” Mendengar Pak Budi berbicara seperti itu. Ibu Ria bingung. Dalam hati ibu Ria pun bertanya, apasih yang kena? Berulang kali Pak Budi mengungkapkan kecurigaannya itu.

“Kena apanya Dek? Kakak tidak paham,” sambung Ibu Ria. Dia tidak menyangka kalau adiknya akan mecurigainya terkena Covid-19.

“Kena Covid-19 Kak.”

“Tidak, Dek. Tidak mungkin kakak kena Covid-19. Kakak hanya demam biasa,” Sangkal Ibu Ria.

Kemudian Pak Budi pergi ke dapur, mengambil sepotong terasi. Dia meminta kakaknya untuk mencium bau terasi tersebut. Sempat Ibu Ria menolak mencium bauh terasi. Namun Pak Budi tetap memaksa Ibu Ria mencium bauh terasi tersebut.

“Kak tolong cium belacan alias terasi ini. Kalau kakak tidak lagi dapat mencium bauh terasi, berarti kakak benar-benar sudah terkena Covid-19. Kakak harus segera dibawa ke dokter. Harus di swab kak”

“Tidak Dek penciuman kakak masih bagus. Kakak tidak mau mencium terasi. Bauhnya menyengat.”

“Saya belum percaya, sebelum kakak membuktikannya. Ini bahaya kak”

Mendengar Pak Budi berbicara panjang lebar tentang Covid-19. Akhirnya Ibu Ria pun mencium bauh terasi tersebut. Alhasil… begitu mencium bauh terasi, Ibu Ria spontan muntah. Dia tidak kuat membauh aroma terasi yang begitu menyengat. Akhirnya... Pak Budi berkesimpulan kakaknya bukan terkena Covid-19. Penciumannya masih normal. Ibu Ria hanya demam biasa. Ternyata bauh terasi manjur juga. He…he… Akhirnya Ibu Ria selamat, beliau tidak jadi di bawa ke dokter. Empat hari kemudian Ibu Ria pun sudah sehat, dan bisa beraktivitas seperti biasanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hahaha, keren Bu cerpennya, sukses selalu untuk Ibu

20 May
Balas

Ehm... Cium sambal terasinya yg enak. Keren Mak Cik Salam literasi dan sehat selalu aamiin.

19 May
Balas

Terimakasih Ibu Ana. He...he... Salam literasi, salam sukses selalu. Semoga kita selalu sehat

20 May

Alhamdulillah

19 May
Balas

Terasi menjadi aroma terapi manjur ... he..he.. Siip ceritanya, Bu. Salam sukses.

20 May
Balas

erimakasih Ibu Cicik. Nampaknye begitu Bu. He... He... Salam sukses selalu Bu, semoga kita selalu sehat

20 May

Ha..ha.., tersenyum, tapi jadihan juga Ibu Ris. Semoga sehat selalu Bunda

19 May
Balas

Terimaksih Ibu Samsimar. He... he... Salam sukses selalu Bu, semoga kita selalu sehat Bu

20 May

Keren cerpennya bunda. Sehat dan sukses selalu

20 May
Balas

Terimakasih Ibu Sitti. Salam sukses selalu, semoga kita selalu sehat

20 May



search

New Post