Debar Jantung Yang Tidak Biasa 2
#TagurMenulisHariKe188
#Reportase
#SupriyadiBro
Debar Jantung Yang Tidak Biasa #2
Beberapa aktivitas sebelum menuju ke Laboratorium Kesehatan Daerah, tetap berjalan normal-normal saja. Hanya badan terasa gerah, yang membuat kekawatiran kian meningkat. Sejak bangun tidur ada rasa agak berbeda mendera persendian dan kepala serasa berat. Meski demikian kegiatan tetap berjalan, menyirami tanaman dan menyapu halaman kebun samping, merawat ibu, sampai mentari makin meninggi dan makin terasa teriknya.
Entahlah, rasa gerah di tubuh apakah disebabkan oleh aktivitas potongi daun dan dahan tanaman luntas depan rumah dan bersih-bersih rumput di sepanjang jalan depan rumah sehari sebelumnya? Atau hari itu terik mentari terlalu panas dan udara yang gerah? Atau kecapaian gara-gara semalaman lembur kerjakan tugas diklat? Mungkin juga kondisi yang drop.
Sepeda motor akhirnya melaju membawa ke sekolah untuk koordinasi dan mohon arahan dari kepala sekolah. Perjalananpun berlanjut menuju ke Labkesda di daerah Jabon. Sungguh padat hari itu lalu lintas di sepanjanjang jalan dari arah jalan Wijaya Kusuma sampai tempat tujuan yaitu Labkesda. Rute perjalanan kehidupan yang benar-benar beda dari kesibukan sebelumnya.
Prosesi pengambilan darah, berjalan lancar. Peserta test rapit dan swab tampak mengantri menunggu giliran. Petugas dengan cekatan memasang tali penyekat di lengan kiri. Kemudian menyiapkan jarum dan spet untuk pengambilan sampling darah. Debar jantung berjalan biasa saja, karena pengalaman donor darah. Ada juga beberapa teman yang berekpresi kawatir dan cenderung takut. Bahkan ada yang tidak berani menyaksikan jarum yang disuntikkan di lengannya.
Setelah proses pengambilan darah, para peserta tes diminta kembali pukul 15.00 untuk mengambil hasil. Rentang waktu yang pendek, sekitar 3-4 jam waktu tunggu dari proses pengambilan darah.
Kegiatan berlanjut di rumah sambil menunggu hasil tes. Beberapa tugas diklat kembali tersentuh untuk diselesaikan. Tepat pukul 14.15 menit, mengeluarkan mobil dari garasi dan meluncur ke Labkesda. Udara yang gerah, lalu lintas yang padat makin membuat tubuh makin gerah meski ac mobil aktif. Ya, karena debar jantung pemicu kegerahan itu.
Tepat pukul 14.50, petugas keluar ruang sambil membawa setumpuk hasil test rapit dan swab. Terus terang dalam kejujuran rasa, debaran jantung kian melonjak. Kuterima selembar surat keterangan hasil test laboratorium, segera kubaca hasil pemeriksaan. Haruskah aku sampaikan dalam tulisan ini.
Ya....
Atau....
Tidak....
Apa perlunya untuk pembaca?
Hasil pemeriksaan itu kan sangat pribadi
Tarik nafas dululah, agar tidak ragu ambil keputusan.
Demi...
Ya demi...
Demi hilangnya rasa penasaran dan untuk memenuhi kewajiban yang aku janjikan, maka harus aku sampaikan.
Alhamdulillah, hasilnya non-reaktif.
Terimakasih ikuti reportase dengan sabar. Semoga anda selalu sehat dalam lindungan Allah SWT dari pandemi covid-19. Salam literasi.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen reportasenya, Pak. Salam literasi
Terimakasih bapak, sehat selalu untuk bapak sekeluarga
Wow, sudah test yah Pak, Alhamdulillahi, negatif. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Aamiin....Semoga segala kebaikan untuk Bunda sekeluarga
Alhamdulillah..non reaktif. Mantap reportasenya pak sukses selalu salam literasi
Aamiin.... YraMaturnuwun. Salam literasi dan sukses selalu untuk bunda
Mantap pak. Alhamdulillah non reaktif ya pak. Sukses selalu. Barakallah
Aamiin....Salam sukses dan literasi selalu bergelora. Sehat sekeluarga bunda