CATATAN SAHABAT ER (Part 1)

Oleh: Prapti Noer

Suprapti SDN Torongrejo 03 Kota Batu

Mengenal lebih dekat sosok Bapak Edy Rumpoko, wali kota Batu, bukan sebuah kemustahilan bagi wong Mbatu. Pak Edy merupakan sosok Pemimpin zaman global yang santun, itu yang saya lihat dalam setiap kesempatan. Sikap santun Pak Edy sudah sangat langka di miliki oleh anak negeri di rangkaian kepulauan Katulistiwa.

Berkaca dari banyak peristiwa di negeri ini, misalnya peristiwa pengkaplokan seorang petugas Avsec di Bandara Sam Ratulangi oleh istri pejabat.

Atau peristiwa yang menunjukkan betapa arogannya orang orang yang mempunyai kekuasaan, terhadap rakyat. Pak Edy berbeda beliau sangat santun dan elegan.

Pada suatu kesempatan dalam acara meresmikan Masjid Kolonel Sugiono di lingkungan Balai Kota Among Tani,

saya berkesempatan duduk di belakang Pak Edy. Sambil menunggu acara dimulai, saya mengamati segala tingkah laku para petinggi pemerintah Kota Batu. Mata saya tak lepas dari sosok Pak Edy orang no satu di Kota Batu.

Apa yang dilakukan Pak Edy ternyata tidak dilakukan oleh pejabat lainnya.

Ketika semua tamu undangan sudah menempati tempat duduk. Termasuk Pak Edy, yang pastinya disedikan tempat duduk paling depan dan istimewa.

Begitu membludaknya undangan sampai banyak orang yang tidak kebagian tempat duduk.

Saya masih tetap dalam posisi tempat duduk saya yang sudah nyaman. Saya juga cuek dengan para tamu yang datang belakangan. Tetapi tidak demikian yang dilakukan oleh Pak Edy. Saya lihat beliau selalu menoleh kebelakang mungkin beliau ingin melihat tamu tamu yang datang dalam peresmian itu, dan ketika ada seorang bapak yang sudah tua berjalan menuju kursi depan ternyata kursi semuanya sudah penuh. Apa yang dilakukan oleh Pak Edy? Sungguh di luar dugaan saya. Pak edy mempersilahkan tamunya untuk duduk di kursi Pak edy.

Dengan penuh santun Pak Edy berdiri membungkukkan badan tanda menghormati dan tangannya mempersilahkan tamunya duduk ditempat duduk beliau.

Siapakah tamu itu? Seorang pejabat atau Tokoh agamakah? sampai Pak Edy menghormati sebegitunya? Ternyata bukan, tamu itu rakyat biasa.tanpa gelar maupun jabatan dan Pak Edy memperlakukan orang yang lebih tua dari beliau untuk dihargai dan diperlakukan dengan hormat sangat mendalam.

Saya masih belum yakin tentang apapun yang saya lihat, tapi sekali lagi saya dibuat terpesona dengan sikap beliau. Tanpa ada perbedaan, dan tanpa ceremonial beliau mengambil sekotak kue yang disuguhkan di meja undangan dan beliau sendiri yang memberikan kepada kami undangan di belakangnya yang tidak ada suguhannya. Sebentar saja kue tersebut jadi rebutan, bagi kami bukan karena kuenya tetapi karena yang memberikan kue itu adalah orang yang menjadi idola kami. Apalagi beliau memberikan dengan penuh penghargaan. Sungguh terharu.

Sederhana memang, tetapi rakyat merasa dihargai. Bukan beliau yang ingin di hormati tapi keteladanan yang dimiliki seorang pemimpin yang perlu diacungi. Tidak terlalu ribet dengan teori tentang character building. Cukup praktekkan dunia akan tahu. Salut Untuk Pak Eddy.