TELAGA EMOSI
TELAGA EMOSI
Oleh: Supiati
#tantangangurusiana
#harike_28
Memandang jauh di hamparan laut lepas mata memandang, ada kapal muatan semen yang siap berlayar, kelap kerlip lampu mercusuar mulai kelihatan karena senja semakin temaram.
Riak air laut membentuk gelombang. Ini batu ketiga yang kulemparkan. Suaranya lucu membuat tenang. Akupun tertarik melakukannya lagi dan lagi. Laut pinggiran kota ini hampir selalu menjadi muara luapan emosi jiwa.
Aku beranjak pulang, saat sayupan suara azan magrib terdengar dari Masjid Baiturrahim di bibir pantai .
Ada yang memanggilku. Suara khas. Janggal. Aku menoleh ke belakang.
Tidak ada manusia. Ah, mungkin halusinasi semata. Aku melanjutkan langkah.
Kau dengar, tidak...Suara itu memanggil lagi. Tidak ada manusia. Tidak ada siapa-siapa.
Aku yang bicara. Hah..tercengang. Bagaimana mungkin? Apakah otaknya geger karena lemparan batuku tadi?
Hai, sejak kapan kau bisa berbicara? Aku kembali duduk di tepiannya.
Sejak kau mampu mendengarkanku, menatapku, menghubungiku, bermain denganku
"Kenapa kau memanggilku?"
"Masih kau tanya pula? Aku selalu berusaha meminggirkan batu-batu kerikil ini ketepian pantai. Agar airku bersih, jernih, dalam, cantik. Kau malah melemparkannya ke dalam."
"Ooh.. Maafkan aku! Aku tidak sengaja."
"Besok jangan kau ulangi, ya! Kalau rindu, pulang, rekap erat dirinya!"
Tahukah kau, aku ingin selalu dalam dekapnya, seluas hamparan di depanku jarak yang membentang antara kita. Kau mengejar cita di lain kota tidak cukup jadi alasan untuk berpaling darimu. Kau adalah penyumbang ketentramam terbesar dalam jiwaku.
Ia kembali diam.
Ia benar, aku rindu.
Rindu pada yang ingin kutemui
Rindu pada yang ingin kusapa
Rindu pada yang ingin kucanda dalam segenap rasa...
---
Banda Aceh, 08 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Suara hati yang tengah membicarakan rindu, serindu-rindunya. Pada pujaan hati yang selalu didamba