Supiati

Penyuluh Agama Madya Kementerian Agama Kota Banda Aceh Ketua Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa Pembina TK Tahfiz Anak Banga...

Selengkapnya
Navigasi Web

SADARLAH AYAH (Part XXXI) Cerbung

SADARLAH AYAH (Part XXXI)

Cerbung

Oleh: Supiati

#tantangangurusiana

#harike_95

Semilir angin malam itu meniup lembut wajah dan tubuh yang berbalut jilbab besar. Cahaya bulan purnama memancarkan ke indahan, bayangan daun dan dahan kayu bergoyang karena hembusan angin. Tetapi sayang, sejuk udara yang menyapa tubuhnya tidak begitu ia hiraukan. Dia hanya sibuk memikirkan bagaimana jadinya jika sepeda yang telah dititipkan bengkel dan lusa akan selesai di perbaiki, tapi uang yang di pinjaman dari gajinya mencuci pakaian selama dua bulan tidak mencukupi.

Angannya melayang jauh dan berkecamuk kepada dua titik yang berlabuh bagaimana dia bisa mendapatkan uang dan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Mencoba memikirkan dan mencari teru mencari ide apa yang bisa dikembangkannya, apa lagi di masa Covid seperti ini. Ada keinginannya untuk mengembangkan bakatnya menjahit, tapi di masa seperti ini tidak mungkin, dia ingin bisa menghasilkan dan mendapatkan uang tapi tidak keluar dari rumah.

Sungguh kejadian empat hari yang lalu di kebun jagung membuatnya sangat trauma.

Membuat kue pun pasaran sedang sepi, sambil menghela nafas dia beranjak dari balai di depan rumah masuk ke dalam, melihat anak- anak sudah tidur.

Sepi mencekam sendiri, ya sendiri rasa ini sudah bertahun- tahun dirasakannya, tapi mengapa malam ini dia harus gelisah dan gundah?

Ya adakala dimana semua manusia mengalami kejenuhan.

Menarik Nafas panjang, terasa berat memang, ketika sudah berada dititik terjenuh kehidupan, lelah memang ketika berada jauh dari siapapun, apalagi orang terkasih bahkan tidak mau tahu, rutinitas bekerja mencari nafkah sebagai tulang punggung keluarga, single parent aktifitas yang sama yang harus dikerjakan selama 30 hari 24 jam.

Itulah keseharian Zainab. Bahkan dia tidak pernah memperhatikan dirinya sendiri.

Biasanya bila ini dirasakan dia akan membaca surah- surahNya hingga larut dan hilang kesedihannya, mungkin juga melaksanakan shalat sampai lama. Tapi saat ini ia sedang tidak suci.

Akhirnya Zainab whudhu dan beranjak tidur sambil terus menenangkan hati ya dengan zikir dan asmaNya hingga dia terlelap, sungguh wajah itu memunculkan kelelahan.

Semoga esok pagi ada seberkas cahaya keberkahan bagi Zainab dan anak- anaknya.

---

Banda Aceh, 15 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post