SADARLAH AYAH (Part V)
SADARLAH AYAH (Part V)
Cerbung
#tantangangurusiana
#harike_23
Nikmat akan dunia yang terhampar luas dan menumbuhkan apa-apa saja yang berguna bagi hidup manusia. Nikmat itulah yang harus disadari dan disyukuri lalu diwujudkan dengan amal perbuatan. Sifat sabar tidak berarti berpangku tangan atau pasrah pada keadaan,dalam kamus kehidupan Zainab tidak ada kata malas, baginya menatap matahari pagi adalah satu anugrah terindah sebagai pembangkit semangat.
Hari ini Ramadhan ke 6, Zainab pagi-pagi sudah bersiap- siap seperti biasa, namun ini lebih pagi karena tempat yang di tuju jauh sekitar dua kecamatan berselang dari kecamatan tempat tinggalnya. Ada orang yang memanen padi, tapi tidak bisa menggunakan mesin karena pastinya tidak merata masak, alhamdulillah masih ada yang memakai tenaganya,biasanya sangat sulit mendapat pekerjaan menyabit padi karena semua sudah menggunakan mesin lebih praktis dan lebih irit dibandingkan cara manual.
Hamparan padi yang mulai menguning tampak menari- nari dengan sumringah saat tertiup angin, padi yang sedang bertasbih pada sang pencipta siang dan malam atas nikmat kehidupan, dam kebahagiaan bagi manusia.
Zainab menyelesaikan pekerjaannya tepat saat azan Zuhur berkumandang, dari sebuah Meunasah dekat dengan areal perlawanannya bekerja.
" Alhamdulillah selesai semuanya, shalat zuhur disini, saya bisa cepat pulang, dan bisa belanja bekal buka puasa nanti sore" netranya
"Cepat kakak nyabit padinya ya?" Seorang gadis remaja tiba-tiba sudah berada di samping sumur tempat Zainab membersihkan badannya, segera akan berwudhu.
"Ya, Alhamdulillah dek, Allah kasih kakak kekuatan hari ini hingga dapat menyelesaikan semuanya, adek siapa?"
"Saya Rizka, anak pemilik sawah ini, o ya kak, ini ada uang upah kakak kerja hari ini, tadi dititip Ayah," sambil mengulurkan beberapa lembar uang seratus ribuan.
Zainab mengambil dan sangat terkejut ketika dilihat lebih dari jumlah ulahnya.
"Alhamdulillah, tapi dek Rizka ini banyak sekali".
Riska tersenyum "tiga ratus ribu uang kakak, yang dua ratus ribu sedekah kami, karena harga padi hari ini meningkat dan kakak telah menyelesaikan menyabit dengan cepat".
"Terima kasih, sampaikan salam saya buat ayah dan ibu".
Zainab bergegas melaksanakan shalat Zuhur agar tidak terlalu sore sampai di rumah, karena harus menunggu angkutan antar kota apa lagi di musim covid tidak ada anak sekolah dan mahasiswa jadi angkutannya langka.
Sambil menunggu angkutan, netranya berkata, apa yang mesti aku kerjakan besok, apa rezeki hari ini hanya sampai di sini, belum ada tawaran pekerjaan untuk kehidupan esok hari, sambil terus berzikir mengingat asma Allah, bahwa kekayaan Allah tidak tak terbatas.
Kring...kring HP jadul Zainab berbunyi, ternyata nomor tak terdaftar memanggil di HP nya.
Hati Zainab berbunga- bunga, Alhamdulillah ada tawaran pekerjaan begitu bisiknya.
"ka jok peng, keu Lon 200 ribe, meuhan aneukkah ku cok." (Kamu harus sediakan uang Rp.200 ribu, kalau tidak anak-anakmu saya ambil)
Sungguh kaget Zainab,HP yang di tangannya jatuh berantakan, karena memang HP jadul.
Bagai petir di siang hari, hati Zainab yang cerah bagai penerang tiba-tiba tertutup arak awan hitam yang menghujam perih menusuk bagai tancapan panah menembus kerelung belahan hati yang paling dalam, mengiris mengoyak dan menghentakkan.
----
Banda Aceh, 03 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren