MUTILASI

Pentigraf

Oleh : Supiati

#tantangangurusiana

#harike_29

Malam gelap mencekam, tak ada bayangan datang, sinar rembulan tak memancar walau purnama berada, tertutup mendung awan hitam, hujan lebat sejak siang hari, kondisi angin kencang dari arah batas daya, menyebabkan listrik juga mati, lengkap sudah suasana malam ini.

Sepi benar-benar membuat bulu kudukku berdiri, padahal hujan aneh juga tak ada satupun suara kodok bernyanyi. Namun walau gelap dan takut tak mungkin sahur batal, dengan penerang smartphone yang ala kadar kuberanjak dari penjaringan menuju dapur untuk menghangatkan makanan, tiba-tiba aku mendengar suara kresek seperti sesuatu diseret. Sreet...Sreet...Sreet...kriik...kriit...kriit ...( Ada sesuatu diseret di atas pecahan keramik sisa di samping rumah) Kroot...Kroot...(diseret di atas seng bekas di pinggir pagar). Aku semakin merending. Lama-lama suara itu hilang dan semakin menjauh.

Setelah shalat subuh, temaram putih di ufuk timur memancar dengan bersih, suamiku pulang dari masjid melaksanakan shalat subuh dia menatapku dan sungguh aku kaget " ma, hilang dua-duanya, pasti diambi, gak mungkin keluar ganjalan batu paving block masih kuat". Aku juga heran, beranjak keluar dan melihat yang diganjal dengan paving block kemarin sore. Netraku tidak mungkin dicuri pasti kabur, cari aja ah.

Akhirnya dapat di pinggir sumur dekat pagar di belakang rumah, badannya luka semua, mungkin karena di seret hampir duapuluh meter,kasian nafasnya hanya tinggal satu-satu, ah mutilasi aja. Sepasang benih lele sebesar betis orang dewasa, meninggalkan drum tempat penangkaran. Karena tak mungkin dirawat akhirnya disantap aja.

---Tamat

Banda Aceh, 09 Juni 2020