Supiati

Penyuluh Agama Madya Kementerian Agama Kota Banda Aceh Ketua Yayasan Pemacu Pendidikan Anak Bangsa Pembina TK Tahfiz Anak Banga...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERJUTA MSG DI JARI MAMA
BERJUTA MSG DI JARI MAMA

BERJUTA MSG DI JARI MAMA

BERJUTA MSG DI JARI MAMA

Oleh: Supiati

#tantamgangurusaina

#harike_19

"telur ceplok menangis, Bubur Kanji Rumbi…" kata bungsuku

"gambas bakar, Nasi Goreng Jagung…" kata sulungku

"lele goreng kriespy, Pergedel Cinta…." kata kak Fatin

" ketan durians, Jus Kelapa Muda Cincau…" kata kak Kia

"Ayam goreng krenyes, Risoles Daging Saos…." kata Wildan

"Bebek masak putih, Ayam Tangkap…" kata suami

"jangankan masakan, disuapin mama aja, setiap saat masih terasa, gress....dijari tangan mama, di kukunya ada penyedap rasa!?" Kata mereka semua.

"Fabiayyiala irabbikuma tukazziban"

Begitulah Allah menciptakan tangan-tangan ini. Dipenuhi dengan keberkahan.

Tiap tangan manusia, sama secara fisiologis bentuk dan kondisinya. Entah itu tangan-tangan mulus dengan jemari lentik atau yang sudah keriput penuh noda bekas minyak panas atau goresan pisau dapur. Apabila tangan tersebut berhubungan langsung dengan nurani, rasa dan jiwa, apapun yang dihasilkan dari tangan tersebut, memberi reaksi yang menyenangkan.

Apa lagi urusan dapur. Dari dulu tangan ini seperti mengandung banyak bumbu. Apa saja yang dimasak kata orang rumah enak. Walau kadang cuma ikan goreng yang kemarin tinggal, terus dikasih cabe rawit, bawang merah dan asam sunti yang siapaun bisa membuatnya, sedap.

Padahal bumbunya pun standar sudah sama . Tetap saja, di tanganku kata mereka: suami dan anak-anak, bahkan kawan kantorku, tertanggal, guru-guru di sekolah TK ku, masakanku enak dan beda dengan yang lain.

Aku memandang kedua punggung tanganku. Telah hampir lima dekade bergelut dengan dapur, yah, karena umurku menjelang 49 tahun, aku sudah mulai memasak umur 10 tahun, salah satu sudut aktifitas sebagai istri dan ibu di rumah.

Kuusap perlahan-lahan, jari-jari tangan bewarna kuning kunyit. Nampak guratan garis urat kehijauan semakin menonjol. Kerutan besar dan kecil semakin nyata tampak dari balik kacamata plus. Aku tidak malu.

Bahkan aku bersyukur bahwa dengan tangan ini keluargaku selalu menunggu rindunya masakanku. Sebagaimana aku juga merindukan tangan ibuku yang kini tidak tiada, dan bahkan sampai sekarang aku suka ileran bila membayangkan udang sungai dilemak pakai daun bawang, belimbing wuluh serta cabai hijau, karena ketika aku buat pun tidak sama rasanya.

Gak aneh sih kalo masakan seorang ibu rasanya istimewa karna memang dibuat dngn perasaan , demi orang tersayang, dan penuh cinta dan suka cita,

karna memang disajikan untuk orang orang tersayang.

Nah berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, masakan yang dibuat dengan penuh cinta akan menghasilkan rasa yang lebih nikmat. Seorang psikolog asal Inggris, Christy Fergusson membenarkan hal tersebut.

Fergusson mengatakan bahwa persepsi emosional akan sebuah rasa dapat ditingkatkan oleh faktor waktu, cinta dan rasa peduli terhadap sebuah masakan. Hal ini menjadi alasan utama kenapa masakan ibu yang paling lezat karena dimasak atas dasar kasih sayang untuk memberikan asupan yang cukup bagi keluarganya.

"Kita menyiapkan bukti yang menunjukkan bahwa masakan yang dibuat dengan penuh cinta terasa lebih enak dan bagaimana kekuatan intuisi berpengaruh besar pada persepsi orang-orang dalam menikmati sebuah masakan," ucap Fergusson seperti dikutip dari Times of India.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Birds Eye, perusahaan makanan beku di Inggris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58% orang lebih menyukai masakan yang disiapkan dengan tingkat waktu yang tepat (tanpa terburu-buru) dan tentunya dibumbui dengan rasa cinta dari yang membuat masakan.

Maka tidak perlu heran, dirumah selalu tersedia cookies walaupun bukan hari raya, karena mereka nyaman dan kemenyan di bandingkan biskuit.

Jangan heran juga mereka semua mulai anak-anak ( usia mereka yang kecil 14 tahun) juga papanya, kusuapin dengan tanganku, secara bergantian.

Maka nikmat ini tak akan terlupakan walau aku sudah tiada. Selagi masih bisa memberi kesenangan dan kebahagiaan maka gapailah walau itu sederhana.

-------

Banda Aceh, 30 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post