Fokus ketika mengerjakan sesuatu sangatlah penting. Konsentrasi dibutuhkan dalam tiap pekerjaan. Pekerjaan yang tidak disertai dengan konsentrasi atau fokus, acapkali menjadi indikator utama dalam kegagalan. Oleh karena itu, perlu konstrasi atau fokus dalam setiap aktivitas.

Sama halnya dengan belajar. Belajar juga butuh konsentrasi. Proses pembelajaran yang tidak disertai konsentrasi, maka akan jauh dari keberhasilan. Apa yang disampaikan oleh guru, akan lewat begitu saja tanpa bekas. Kalimat-kalimat yang dibaca dalam buku pelajaran terasa sulit dipahami. Tugas-tugas yang diberikan guru tidak mampu diselesaikan, dan seterusnya. Dengan demikian, agar kondisi seperti di atas tidak dialami saat proses pembelajaran, maka perlu mengantisipasi segala hal yang dapat mengganggu. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan adalah:

Pertama, menjaga lingkungan sekolah atau ruang belajar agar tetap kodusif. Mulai dari kebersihan sekolah, Kelengkapan belajar, formasi tempat duduk, pencahayaan ruangan, sirkulasi udara dan sebagainya. Semuanya harus siap dan tertata dengan rapih dalam menyambut peserta didik.

Kedua, menyiapkan psikis peserta didik. Sebelum menerima pembelajaran, harus dipastikan mereka siap fisik dan psikisnya. Seragam yang dikenakan peserta didik kesekolah bukanlah jaminan mereka siap 100% menerima pembelajaran. Buku-buku yang tersimpan dalam tas mereka, tidak berarti bahwa mereka siap membaca. Pena/pensil yang menyertai kelengkapan belajar mereka bisa saja hanya sebagai aksesoris dalam tas.

Peserta didik datang kesekolah dengan membawa cerita dan pengalaman yang berbeda. Ada yang benar-benar siap pisik dan psikisnya. Namun ada juga yang hanya kelihatan siap dari luar, tapi sebenarnya tidak memiliki kesiapan apa-apa. Kondisi yang dialami dirumah, sangat berpengaruh terhadap kesiapan mereka.

Kondisi anak di luar sekolah sangat menetukan kesiapan anak menerima pelajaran. Ketika dirumah tidak ada masalah, maka memungkinkan mereka siap belajar dengan penuh semangat. Tapi jika dirumah mengalami berbagai masalah, maka mereka akan berangkat kesekolah bersama dengan masalahnya. Dan hal itu akan sangat berpengaruh terhadap kesiapan peserta didik dalam menerima pembelajaran. Masalah-masalah yang dihadapi dirumah akan membayangi dan menghantui saat mereka menerima pelajaran. Ketika temannya fokus menerima pelajaran maka dia hanya fokus membayangkan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

Tentu hal diatas tidak kita inginkan. Yang kita inginkan adalah seluruh peserta didik siap menerima pembelajaran. Oleh karena itu, perlu pengkondisian mereka sebelum masuk kedalam kelas. Mereka harus dipastikan sudah siap fisik dan mental sebelum menerima pelajaran.

Apel pagi merupakan momen yang paling tepat, untuk memastikan kesiapan peserta didik. Ape pagi tidak hanya sekedar baris berbaris, hormat bendera, berdoa, dan menyapa para guru. Apel pagi lebih dari itu. Apel pagi dapat dijadikan sarana membangkitkan kembali semangat belajar peserta didik. Pada saat apel, guru dapat “mencuci otak” peserta didik dari segala hal yang dapat menggalakan pembelajaran. Di apel pagi, guru dapat melakukan scan segala macam “virus masalah” yang dibawa peserta didik kesekolah, sehingga psikis peserta didik kembali bersih dari segala macam pikiran-pikiran yang dapat menggangu pembelajaran.

Dengan demikan, momentum apel pagi dapat dimaksimalkan sebaik mungkin. Jika apel pagi berhasil melakukan semua hal di atas, maka peserta didik akan siap fisik dan psikisnya dalam mengikuti pembelajaran. Dan jika itu terjadi, maka tujuan pembelajaran dengan mudah bisa tercapai.