Supardi

Seroarang guru SD Negeri Sukarahayu 02 Di Kabupaten Bekasi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menghargai Perbedaan Anak Didik (Tantangan Hari ke 22)

Menghargai Perbedaan Anak Didik (Tantangan Hari ke 22)

Setiap anak mempunyai keunikan tersendiri. Masing-membawa kecerdasan yang diturunkan secara genetik melalui orang tuanya masing-masing. Jadi, pandanglah anak dengan perbedaan yang dibawanya sejak lahir.

Sebagai seorang pendidik, tentu kita diajarkan di bangku kuliah tentang ilmu perkembangan anak, yang salah satunya mengajarkan tentang setiap anak pasti berbeda. Ada yang kognitifnya bagus namun belum tentu kinestetisnya unggul, adapula yang menyerap pelajaran dari guru dengan cepat namun ada juga yang bertahap.

Di kelas ku, ada seorang siswa yang pandai dan berbakat dalam bidang sepak bola. Dia bernama Karna, siswa kelas V SD dengan perawakan kurang tinggi dan bertubuh sedikit kurus. Ketika bermain si kulit bundar, dia seperti menarik-nari di lapangan, bak Crtistano Ronaldo dengan keahlian yang luar biasa hebatnya. Setiap harinya dihabiskan dengan bermain sepak bola, sampai-sampai orang tuanya memfasilitasi sekolah bola setelah pulang sekolah. Keinginan terbesarnya ialah ingin menjadi pemain sepak bola profesional dan masuk timnas Indonesia.

Sayang, anak ini kurang berbakat dalam hal pelajaran di sekolah, dia termasuk siswa yang agak lambat dalam menerima pelajaran. Pekerjaan rumah (PR) jarang dikerjakan, ulangan harian maupun semester selalu nomor satu dari bawah. Semua mata pelajaran tak bisa dikuasai dengan maksimal, tapi ketika berbicara sepak bola, antusiasnya meledak-ledak bak bom atom yang menghujam ke bumi.

Kala itu, waktu istirahat jam pelajaran. Karna dan temannya sedang asyik ngobrol di kantin, tak sengaja telinga ini mendengar perbincangan mereka (dia sedang asyik membicarakan turnamen sepak bola liga Danone). Sponsrhip dari biskuit anak ini, akan mengadakan turnamen liga pelajar. Sekolah sepak bola Karna bernaung, ikut bagian di dalamnya. Mereka membahas persiapan yang dilakukan, mulai dari pola latihan yang maksimal hingga strategi bermain sepak bola.

Aku mulai tertarik dengan pembicaraan anak-anak tersebut. Tak terasa kaki ini melangkah mendekati pergumulan anak kecil yang sedang asyik jajan di kantin. Dengan nada malu-malu, karna berkata "eh ada bapak", bak seorang pahlawan, aku berkata " Karna, fokus dengan apa yang kamu kerjakan! Jangan setengah-setengah, namun pelajaran sekolah juga jangan ditinggalkan". "Iya pak" jawabnya sambil merindukan kepala.

Terkadang kita harus menghargai perbedaan setiap anak. Karena Tuhan menciptakannya dengan karakter yang berbeda-beda. Setiap anak mempunyai kecerdasan berbeda dalam setiap hal.

#Tantangan Gurusiana#

#ImpianKarna#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post