Kembalilah Ke Jalan Putih Anakku

Ibu memanggilmu Sugeng. Karena memang itulah namamu. Engkau adalah muridku yang istimewa. Bukan karena prestasimu tapi karena ulahmu Nak. Sebenarnya Ibu prihatin Nak dengan keadaanmu. Pertama kali kamu menjadi muridku ada rasa illfill Ibu padamu Nak. Dengan keadaan fisikmu yang ala anak punk, legam kulitmu, tampak kusut rambutmu yang panjang, lubang besar ditelingamu dengan ring hitam di telingamu. Dalam hati ibu, sebenarnya kenapa sih Nak Kamu kok seperti itu?

Sudah hampir tiga tahun ini ibu bersamamu Nak, kamu belajar pada Program Kesetaraan Paket C SKB Pati. Ternyata betapa berat beban hidupmu Nak. Itulah mengapa kamu menjadi seperti itu Nak. Pernah saat kesabaran Ibu hilang terhadapmu, dan tidak bisa menahan rasa marah itu, kamu hanya berkata “Memang gampang orang yang tidak pernah mengalami sepertiku, panjang ceritanya Bu, Ibu harus punya waktu panjang untuk mendengar cerita hidupku”

Ternyata memang benar Nak, setelah kau ceritakan hidupmu pada Ibu, air mata ini harus kutahan agar tidak keluar. Berat memang hidupmu Nak. Punya Ayah yang tidak bertanggung jawab, yang setiap waktu kerjanya hanya menyakiti hati ibumu, kamu yang tidak dianggap anak oleh Bapakmu. Sementara tetangga di lingkungan engkau tinggal melabel kamu sebagai anak jalanan yang nakal, suka mabuk-mabukan, begadang tiap malam.

Ibu salut padamu nak, walau engkau anak jalanan ternyata kamu anak yang memiliki tanggung jawab, kamu selesaikan pendidikanmu dengan perjuangan yang luar biasa berat. Masih panjang cerita tentang kamu Nak, tapi untuk sementara cukuplah di sini dulu. Selamat berjuang untuk menempuh akhir pendidikanmu. Sukses untukmu nak. Ibu yang mengharapkan engkau kembali ke jalan putih.