RESTU
#tantangangurusiana
#tantangan hari ke-14
Gundukan tanah ini masih basah. Bau aroma bunga masih tajam tercium. Deraian air mata ini masih setia mengalir deras di kedua pipiku. Kuusap sekali lagi tanah yang masih basah itu. Tanah yang menyelimuti tubuh mungil bayiku yang terbujur kaku di dalamnya.
Restu, bayi mungil itu kami beri nama. Bibirnya yang mungil. Matanya yang bulat, berbinar seolah telah memancarkan cahaya syurga. Ya..syurga yang begitu cepat untuk ditempuhnya.
Genap tujuh bulan usia bayi mungilku ketika itu. Bertepatan dengan maraknya wabah diare di kota ini. Sebuah penyakit yang telah merenggut nyawanya.
Siang itu aku disibukkan dengan pesanan kue yang begitu banyak. Entah mengapa, di saat Restu rewel karena diare, di saat itu pula pesanan kue datang berturut-turut. Aku berada dalam kebingungan, antara menerima pesanan atau hanya fokus merawat Restu yang sekarang sedang sakit. Akhirnya aku lebih memilih untuk menjalankan kedua-duanya.
Waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Tangis Restu semakin menjadi-jadi. Padahal tadi aku sudah membawanya ke puskesmas. Akan tetapi, obat yang didapat dari puskesmas seolah tak bereaksi sama sekali. Akhirnya, malam itu juga kuputuskan untuk membawa Restu ke rumah sakit. Takdir ternyata berkata lain. Sebelum infus mampu menembus kulitnya, bayi mungil itu telah menghembuskan nafas terakhirnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar