Sumintarsih

Mengajar di SMP Al Irsyad Purwokerto...

Selengkapnya
Navigasi Web
Palsu walaupun Indah

Palsu walaupun Indah

Mengapa kata palsu identik dengan sesuatu yang negatif? Mengapa selalu ada yang kecewa dengan kata palsu. Bukankah mata kita pernah berbinar dan kekaguman pernah terucap di bibir? Mengetahui hal palsu, serta merta sumpah serapah kadang itu yang keluar dari mulut.

Pagi ini aku menemani siswa kelas 7 dalam kegiatan motovation day menjelang ujian akhir semester. Tempat yang dipilih oleh panitia adalah The Forest Island Baturraden. Layaknya beberapa objek wisata baru yang lain, yang lagi marak adalah pesona alam buatan penuh dengan taman bunga nan warna-warni. Objek ini berada di jalan Baturraden. Tergolong baru dan pengunjung selalu penuh deri pagi sampai siang, terlebih Sabtu dan Minggu.

Semua mata pengunjung yang masuk area taman, terkagum-kagum dan sumringah bibir mengembang. "Indahnya..., cantiknya...." Mata kita berhasil dimanjakan dengan aneka warna mawar, tulip, anggrek dan lain-lainnya.

Spontam setelah beberapa kali mata berkedip, spontan pengunjung berucap, "Asli apa palsu?" Tangan mulai menjadi tester, pijit daun sana dan sini, membolak-balik bunga dan tangkainya.

"Huh..., palsu!" tampak rasa kecewaa dari raut muka dan senyum pahitnya.

Memangnya kalau bunga palsu jadi berkurang indahnya? Memangnya kalau tahu palsu terus kita menyesal sudah mengaguminya? Biasa aja keles....!

Adakalanya kepalsuan dan kebohongan itu wajib dihadirkan.

Contoh, bohongnya suami ketika memuji masakan dan penampilan istri. Contoh lain, bohongnya kita ramah dan semangat mengajar siswa walau kita sedang sedih apalagi di tengah bulan dompet menipis.

Itulah topeng kehidupan. Kita perlu belajar memakai topeng agar kita cakap menyesuaikan dan menempatkan diri. Dengan demikian, kita bisa bersosialisasi dengan baik. Termasuk topeng kesabaran mengajak siswa dan teman-teman guru untuk bersama menyukseskan gerakan literasi sekolah.

Sekian

Lhoh..., apa hubungannya tulisan ini dengan gambar bukuku dan bukunya Bunda Astuti?

Anda menanyakan itu? Beneran?

Berarti Anda orang yang saya cari....

Kedua buku itu asli, bukan palsu. Asli tulisan saya dan asli tulisan Bunda Astuti.

Allahlah yang telah mempertemukan kami. Tapi jasa pengiriman paket yang telah mengirim buku Bunda Astuti sampai Purwokerto.

Selamat membaca....

Salam literasi

Purwokerto, 29 April 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Trim bunda raihana....

28 Apr
Balas

Meskipun palsu tetap indah. Meskipun indah tetapi palsu. Yang penting tulisan kita asli, Bu Min. Haha...

30 Apr
Balas

Hehehe...betul bunda, kita aja senang sekali kalau suami berbohong memuji masakan ataupun kecantikan kita. Maka , biasa aja keles( gaul juga bunda Mien...ya). Barakallah....bunda.

28 Apr
Balas



search

New Post