LUMPUR KEHINAAN
Terseok-seok kaki itu berjalan
Untuk sekedar menggapai tiang
Penyangga tangannya pun terasa begitu sulit
Tubuhnya penuh dengan lumpur kehinaan
Kesabarannya terkikis habis oleh pengkhianatan
Ada berjuta amarah yang berkobar didalam sukmanya
Amarah yang siap meluluh lantakkan
Citra sabar yang selama ini bersemayam dalam dirinya
Hai dikau manusia durjana
Yang sedang berkemas nafsu birahi
Hai kau manusia yang hatinya tertutup oleh rasa malu
Lumpur kehinaan yang kau lemparkan
Ke tubuh ringkih itu
Tidakkah kau sadari begitu busuk menyengat
Tidakkah terfikirkan olehmu hai manusia durjana
Betapa yang kau lakukan itu
Telah melukai dan merobek hati
yang selama ini memang sudah begitu terkoyak
Tawa kemenangan itu begitu renyah
Hati yang puas telah merenggut hak seorang wanita
Begitu terlihat di riak-riak wajahnya
Yangg diselimuti birahi yang begitu memuncak
Sementara itu wanita ringkih itu
Masih berusaha bangkit dan
Berusaha membersihkan lumpur kehinaan
Yang masih melekat bahkan enggan pergi dari tubuhnya
Entahlah ...
Walaupun sang lumpur berhasil dia bersihkan
Namun bekas-bekas nodanya
Seakan tiada akan pernah hilang selamanya
Sandik
2 Maret 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar