Sumiati, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BILA RASAKU INI RASAMU

BILA RASAKU INI RASAMU

“Menjalani cinta yang bertepuk sebelah tangan itu memang berat. Namun, semua tak semenyakitkan jika kita dihianati orang yang kita cintai dengan sepenuh hati.”

Mia melabuhkan cinta pada seorang pria yang delapan tahun lebih muda darinya. Ia memang bucin, Mia wanita mapan dan juga cantik. Mia berprofesi sebagai seorang guru sekaligus pebisnis, Ia mengenal Wisnu saat tak sengaja dipertemukan dalam sebuah kegiatan Lokakarya yang diadakan di sebuah hotel yang terkenal di Wilayah Senggigi Lombok Barat. Mereka memang memiliki hobi yang sama yakni suka membaca, di usia yang tak lagi muda mendapatkan seorang pria yang memiliki hobi yang sama membuat perasaan Mia membuncah.

Mia terkenal dengan sebutan wanita multalenta dan pekerja keras yang ulung, Tempaan dan ujian hidup yang bertubi-tubi menimpa hidupnya menyebabkan dia tumbuh menjadi seorang wanita yang kuat dan mandiri. Setiap hari ia hanya fokus pada kerjaannya saja, hingga tanpa sadar usianya tak lagi muda.

Setelah pengkhianatan yang dilakukan oleh suaminya yang mengakibatkan terjadinya perpisahan diantara keduanya tak pernah sedikitpun Mia membuka pintu hatinya untuk semua pria yang berusaha mendekatinya, Hatinya telat tertutup dan membeku, seperti ada luka dan rasa trauma yang membekas dalam hatinya. Semua laki-laki yang mendekatinya dia jauhi, hingga suatu hari saat Mia berada di sebuah hotel di daerah Senggigi, hotel itu merupakan hotel yang biasa digunakan untuk kegiatan lokakarya Guru penggerak, Mia tanpa sengaja bertemu dengan seorang pria yang berwajah manis dan ramah.

Saat itu Mia dan Wisnu dipertemukan dalam satu kelompok diskusi, Mia dan Wisnu sama-sama Calon Guru Penggerak angkatan dua yang memiliki pengajar praktik dan fasilitator yang berbeda mereka. Ketika dipersatukan dalam satu kelompok Mia dan Wisnu langsung akrab, mereka berdiskusi dan mengerjakan semua tugas bersama-sama dan tanpa Mia sadari ada getar indah yang menyapa dinding-dinding hatinya yang selama ini membeku setiap kali berinteraksi dengan pemuda di depannya.

Wisnu adalah seorang guru honorer di sebuah SMP yang ada di Wilayah Lombok Barat tepatnya di SMPN 1 Gerung. Dia guru Bahasa Indonesia yang kesehariannya juga menggeluti bisnis kuliner, selain mahir berbisnis Wisnu juga terampil dalam meracik kopi sehingga bisnis kulinernya semakin berkembang. Semenjak kegiatan lokakarya itu hubungan Mia dan Wisnu berjalan dengan harmonis, Mia sangat mencintai Wisnu segala perhatian dan kasih sayang ia curahkan pada Wisnu. Ia tak muda lagi, bukan seorang kekasih yang ia cari, Di hari libur mereka menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan, toko bukulah yang menjadi tujuan mereka. Terkadang, mereka menghabiskan waktu di cafe-cafe sambil membahas buku yang mereka baca.

Suatu hari Wisnu mendapat tugas dari Dinas ke Luar kota untuk mewawancarai seorang pelaku usaha. Wisnu bersama teman satu tim memilih hotel sebagai tempat menginap sekaligus membahas bisnis kulinernya. Salah seorang staf hotel menghubungi Wisnu, Wisnu dan tim di rekomendasikan oleh pihak HRD hotel pada seorang manager pemasaran. Pertemuan yang tak disengaja terjadi, ternyata sang manager pemasaran adalah kakak tingkat Wisnu dulu sewaktu dia kuliah di sebuah universitas ternama di Lombok. Nama manager itu adalah Erni, Erni adalah ketua HMI di angkatannya. Siapa yang tak mengenal wanita cantik, cerdas, serta lincah seperti Erni di kampus mereka dulu, Impian semua Pria waktu itu untuk menjadi kekasihnya.

Pertemuan yang sering terjadi karena tugas dari dinas membuat Wisnu semakin dekat dengan Erni. Perhatian kecil dari Erni mulai menggoyahkan hati dan perasaan Wisnu pada Mia, Mia dan Wisnu memang belum berkomitmen untuk lebih serius ke jenjang pernikahan, Mia yang terlalu serius, kaku dan juga kurang romantis membuat Wisnu mulai bosan.

“Wisnu aku jatuh cinta padamu sejak pertama kali berjumpa denganmu. Aku tertarik dengan jiwa pekerja kerasmu, kamu laki-laki hebat,” ungkap Erni saat mereka sedang makan siang di sebuah rumah makan tak jauh dari tempat tinggal Erni.”

Wisnu yang mulai nyaman berada di dekat Erni tentu saja bahagia mendengar pinta Erni.

“Aku akan mendatangi rumahmu, aku akan memintamu pada kedua orang tuamu,” jawab Wisnu.

Tak membutuhkan waktu lama, tanpa pemberitahuan kepada Mia, proses pernikahan mereka terjadi dalam waktu singkat. Hingga acara resepsi tiba, sepasang pengantin sedang berada di pelaminan, rona bahagia tampak menyeruah di wajah keduanya.

Hari itu saat Mia tengah disibukkan oleh rutinitas pekerjaannya, sambil memendam rindu yang begitu mendalam Mia berujar." akhir-akhir ini kenapa Wisnu seperti menghindariku, sudah jarang memberikan khabar bahkan ditelefon juga jarang diangkat".

Sebenarnya apa yang sedang terjadi?

pertanyaan demi pertanyaan menyelimuti fikiran Mia yang pada saat itu tengah disibukkan dengan kegiatan Pendidikan Profesi Guru (PPG), Pendidikan Guru Penggerak (PGP), kegiatan Dharma wanita serta segudang kegiatan sekolah lainnya.

Ketika Mia sedang asyik dan tenggelam dengan tanya yang berkecamuk di benaknya tiba-tiba ada pesan masuk di ponselnya, Mia begitu bahagia saat mengetahui pesan itu ternyata dari Wisnu, dengan perasaan tidak sabar dia membuka aplikasi hijau itu.

Mata Mia terbelalak, seketika tubuhnya lemas dia seperti tidak mampu untuk sekedar menopang tubuhnya sendiri. Bagai petir di siang bolong hati Mia seperti tercabik-cabik mulutnya terdiam tanpa mampu mengucap kata, bibiƕnya tercekat dan tangannya gemetaran bahkan hp yang berada digenggamannya hampir terlepas karena tak kuasa menahan rasa.

Dia berharap ini hanya mimpi tapi pada kenyataannya ini adalah nyata, Dalam pesan itu nampak sebuah undangan resepsi pernikahan dari seseorang yang selama ini begitu dia rindukan. Mia berharap ini hanya mimpi namun pandangan matanya tak mampu berbohong, dalam undangan itu terpampang nyata sebuah nama yang selama ini amat dia rindukan.

Mia mencoba membaca pesan itu sekali lagi hanya sekedar untuk lebih meyakinkan diri bahwa ini hanyalah mimpi, Namun keadaan menyadarkan Mia bahwa ini nyata. Dalam surat undangan itu ada nama Wisnu dan nama seorang wanita yang tidak di kenal Mia, wanita itu bernama Erni.

Mia tertunduk lemas tak berdaya, air matanya tumpah ruah, setumpuk pekerjaan di depan matanya sudah tak bergairah lagi dipegangnya, dunianya seperti gelap kembali, denting-denting dawai hatinya berdendang pilu menyayat semesta yang saat itu bermuram sendu.

Hari itu, matahari seperti enggan menampakkan sinarnya, nampak awan-awan hitam bergelayut manja mengelilingi cakrawala. Rintik-rintik air hujan sepertinya sudah tak sabar menyapa sang bumi yang sekian lama haus akan curahan airnya.

Mia melangkahkan kakinya dengan gontai, dia berusaha tegar ditengah riuhnya suasana pesta pengantin. Sambil membawa kado ditangannya Mia memasuki arena pesta, Suara penyanyi yang menghibur para tamu undangan semakin memekikkan telinga. Mia menghampiri penyanyi kemudian meminta pemusik untuk menggantikan lagunya.

Mia lalu menyanyikan sebuah lagu dari Kerispatih, suara Mia yang begitu menyayat menarik perhatian semua undangan. Sementara itu, wajah Wisnu pucat pasi entah apa yang dirasakannya saat itu yang jelas perasaan bersalah menguasai seluruh jiwanya.

“Aku memang terlanjur mencintaimu, dan tak pernah kusesali itu.

Seluruh jiwa telah kuserahkan menggenggam janji setiaku

Ku mohon jangan jadikan semua ini

alasan kau menyakitiku

Meskipun cintamu tak hanya untukku

Tapi, cobalah sejenak mengerti

” ungkap Mia dihadapan sepasang pengantin.”

Hatinya begitu sakit, Ia yang terlalu cinta dan setia pada Wisnu tanpa pemberitahuan tanpa kabar berita tiba-tiba kekasihnya telah menjadi suami orang.

“Bila rasaku ini rasamu,

sanggupkah engkau menahan sakitnya terhianati cinta yang kau jaga, coba bayangkan kembali betapa hancurnya hatiku Wisnu. Namun, semua telah terjadi dan tak akan dapat diputar ulang kembali. Terima kasih telah memberiku rasa sakit dan kecewa.

Terima kasih, walau sekejap telah hadir dalam hidupku, Semoga engkau berbahagia dengan pilihanmu, Selamat tinggal.”

Tanpa memberi selamat kepada kedua mempelai Mia meninggalkan lokasi pesta. Wisnu belum sempat meminta maaf Mia telah menghilang di hadapannya, Ia sadar kekecewaan Mia begitu besar. Selama ini hanya Mia yang selalu mengucap cinta, Wisnu masih mendalami hatinya, Ia hanya merasa nyaman tapi cinta tak pernah tumbuh di hatinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post