#tulisanku-50

My Name is Gerd

“Mengapa aku diberi nama kebarat-baratan?” Inilah kisahnya. Menurut cerita ibuku, dari masa gadis ibuku paling suka makan makanan yang memiliki citarasa asam pedas, untuk level pedasnya mungkin level pol tertinggi, dan pola makan yang tidak teratur. Karena kebiasaan itulah ibuku sering mengalami gangguan lambung dengan gejala mual, tidak selera makan, begah bahkan terkadang ada rasa perih dibagian perut. Keadaan ini semakin parah ketika ibuku mengandung aku sebagai anak pertamanya yang sangat dinantikan. Selera makannya semakin buruk, karena yang dapat masuk dalam mulutnya adalah semua makanan pedas seperti seblak level pol, rujak pedas, dan jangan tanya berapa sendok cabe digunakan untuk menghabiskan semangkuk bakso atau mie ayam. Kesehatan sistem pencernaannya semakin kurang baik, tetapi Alhamdulillah aku lahir dengan selamat.

Namaku GERD berasal dari (gastro esophageal reflux disease), yaitu suatu keadaan dimana asam lambung diproduksi terlalu banyak, kemudian naik menuju kerongkongan dan melukai jaringannya. Inilah yang menimbulkan rasa panas atau nyeri pada dada, dan beberapa gejala lain yang biasa ditemukan; mulut terasa asam,tenggorokan perih, mual, suara serak, batuk kering secara terus-menerus dimalam hari,sering cegukan, dan sakit pada bagian dada (mirip serangan jantung). Kemungkinan masih ada tanda-tanda dan gejala lainnya. Untuk lebih memastikan lebih baik konsultasikan segera dengan dokter. Gerd Putra Pertama nama yang diberikan ibuku sebagai pengingat, karena pada waktu mengandung aku pernah menderita gangguan ini. Setiap ibu menyebut namaku, beliau merasa diingatkan untuk menjalankan pola hidup sehat, dan berusaha untuk meminimalkan mengkonsumsi jenis makanan seperti; coklat, soda, kopi, gorengan, makanan kelewat asam pedas, dan berusaha tidak dalam kondisi stres berkepanjangan.

Produksi asam lambung yang berlebihan, dan naik menuju kerongkongan termasuk penyakit. GERD memiliki penyebab utama yaitu katup bagian bawah kerongkongan melemah, membuatnya terbuka sehingga asam lambung berbalik naik ke kerongkongan. Beberapa faktor risiko yang dapat menjadi pencetus GERD adalah kegemukan terutama pada bagian perut, waktu makan terlalu dekat dengan waktu tidur, membiarkan perut kosong dalam waktu lama kemudian makan dengan jumlah banyak sekali makan, terlalu banyak makan makanan pemicu (terlalu asam dan pedas), stress, perokok dan peminum alkohol.

Cara sederhana yang dianjurkan dokter untuk membantu mengatasi GERD diantaranya adalah pilih makanan yang tepat dan sehat, jangan berbaring setelah selesai makan, tinggikan posisi kepala ketika tidur, makan dengan porsi yang sesuai kebutuhan, hindari mengkonsumsi obat yang mengandung unsur asam, jaga berat badan, dan yang terpenting hindari stres. Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan fisik serta melemahkan daya tahan tubuh, menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan karena produksi asam lambung berlebihan.

Aku selalu berdoa, semoga ibuku selalu sehat dan penyakit GERD yang pernah dideritanya tidak pernah kambuh lagi. Setiap ibu selalu memiliki rasa khawatir terhadap anak-anaknya. Yok kita berdoa semoga para ibu/emak/bunda/umi/simbok/mama/mami, sehat selalu dan terhindar dari wabah covid-19. (tjq14/04/2020)

Sumber bacaan; https://www.hellodokter