SUMARNI

Saya guru Biologi di SMA Negeri 1 Tanjungpandan. Keterampilanku dalam menggunakan IT sangat terbatas. tetapi saya menjadikan teman guru dan siswa sebagai pendam...

Selengkapnya
Navigasi Web
IBUKU BUKAN GENRE
dokumentasi pribadi

IBUKU BUKAN GENRE

HARIIBU

IBUKU BUKAN GENRE

Ibuku menikah dalam usia yang sangat muda. Setelah mengalami menstruasi pertama, bulan berikutnya ibuku sudah duduk dipelaminan sebagai pengantin. Masa itu tahun 1959 pemerintah kita belum memiliki peraturan yang ketat tentang pernikahan. Pernikahan akan segera dilangsungkan jika orang tua atau wali dari pihak perempuan sudah setuju. Pernikahan lebih dominan adalah mewujutkan rencana orang tua atau keluarga bukan rencana mempelai, terutama mempelai wanita.

Ibuku memiliki kisah masa kecil yang cukup menguras air mata, saat masih usia balita sudah ditinggal bapak. Sebagai anak bungsu pasti mendapat limpahan kasih sayang dari semua keluarga tetapi semua kasih direnggut paksa oleh kakak tertua yang menculiknya, dan membawanya pergi merantau jauh ke pulau Sumatera. Bukan sebentar masa perantauan yang dijalani karena harus berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa pernah terhubung kabar berita. Sering berpindah tempat tinggal menyebabkan ibuku hanya sempat mengenyam pendidik sekolah dasar hanya sampai kelas dua, dan dinikahkah diusia sangat muda.

Setelah menikah tanpa rencana, Ibuku masih tetap sering bermain bersama teman-temannya saat ayahku bekerja. Terpaut jauh usia keduanya, membuat ayahku berusaha untuk memahaminya. Sudah pasti ada cerita sedih, gembira, dan lucu tentang kehidupan berkeluarga di awal, dan sepanjang masa pernikahan. Terbayang betapa besar perjuangan ibuku untuk menjadi seorang istri di usia sangat muda tanpa pendampingan orang tua, dan betapa besar pengorbanan ayahku untuk menerima seorang istri yang masih anak-anak. Betul adanya, jodoh yang sudah ditentukan oleh Allah Sang Maha Pengatur terikat erat selama enam puluh tahun sampai maut menjemput ayahku. Ikatan itu berupa doa yang dijalin setiap waktu oleh ibuku. Doa untuk diberi kesabaran, dan kemudahan dalam menjalankan kewajiban sebagai istri, orang tua, nenek, dan buyut.

Ibuku, saat hamil anak keempat diminta ayahku untuk mengikuti kursus menjahit baju wanita. Untuk membuat pola baju diperlukan kemampuan berhitung tetapi kemampuan itu tidak dimiliki ibuku, dan masa itu belum ada kalkulator. Cara unik yang digunakan oleh ibuku untuk berhitung yaitu dengan menggunakan alat pengukur atau meteran yang berbentuk pita sehingga dapat dilipat-lipat jika harus menghitung bagi-bagian. Dengan ketekunan dan bakat yang dimiliki, ibuku berhasil menjadi tukang jahit. Hasil jerih payahnya dapat kami nikmati, sehingga kami berenam anaknya dapat sekolah dan kuliah.

Ibuku sekarang menjadi teman ngobrol yang mengasikkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ibu ibu ibu wanita surga

22 Dec
Balas

Kisah yg mengharukan, perjuangan menjadi seorang ibu yg tangguh di usia yg sangat belia, smg beliau selalu dilimpahkan kesehatan dan kebahagiaan

23 Dec
Balas

Emak yg perkasa tuh Nyai. Sembah sujud buat emak yo smga sehat selalu. Aamiin.

07 Jan
Balas

Ibu, ibu, dan ibumu.

22 Dec
Balas

Mengharukan dan menginspirasi. Pengorbanan seorang ibubyang luar biasa.

23 Dec
Balas



search

New Post