DITINDIH HANTU PERAWAT
#tulisanku-51
Ditindih Hantu Perawat
Dari balik jendela kamar perawatan RSUD, terlihat pemandangan yang tidak biasa. Lorong selasar sepi, hanya tiang-tiang bercat putih yang berjajar rapi seakan tak perduli dengan suasana duka. Sesekali terlihat paramedis yang berjalan cepat lengkap dengan maskernya. Rumah sakit ini menjadi tidak favorit seperti biasanya, karena menjadi rumah sakit rujukan untuk pasien covid-19. Ada sebagian kecil masyarakat yang memiliki kekhawatiran berlebih tidak mau berobat, dan dirawat di rumah sakit ini. Banyak ruang rawat inap yang kosong, menambah suasana senyap tatkala malam mulai menurunkan tirai gelapnya.
Kubaringkan tubuh lelah ini dilantai beralaskan lipatan selimut dan berpeluk kain sarung. Kupandangi ruangan yang temaran, ada dua tempat tidur besi dengan bentuknya yang spesial, ada selang dan kantong infus, serta Dia yang terbaring tenang dengan tarikan napas yang teratur. Kumohon padaNya agar semua menjadi lebih baik, dan memberi kemudahan padaku terlelap sejenak untuk menurunkan kadar hormon adrenalin dan endorfin yang sepanjang hari tadi membuatku menjadi lebih kuat.
Entah berapa lama aku terlelap, tiba-tiba terdengar bunyi pintu yang dibuka. Aku berusaha duduk tapi tak kuasa, ragaku lemah tak berdaya jangankan untuk duduk menggerakkan jemari tanganpun tak kuasa, kelopak mataku hanya terbuka segaris. Kulihat sepasang kaki bercelana putih melangkah, batas pandangku sangat terbatas sehingga tidak kulihat telapak kakinya. Sayup-sayup kudengar denting peralatan medis, dan kaki yang melangkah semakin mendekat ke arah tiang infus di dekatku berbaring. Dadaku terasa berat, ada rasa takut akan datangnya bahaya, ingin berteriak tapi lidahku kelu tak mampu untuk berkata. Hanya satu yang masih dapat kulakukan adalah berdoa dalam hati. Setelah selesai kubaca tiga surat pendek Jus Amma yang biasa kubaca untuk memohon perlindunganNya, perlahan-lahan kemampuan otot tubuhku kembali dapat digerakkan.
“Maaf buk mengganggu kami mengecek infus Bapak, dan memasukkan obat suntik.”
“Terimakasih, buk.” Jawabku pelan. Setelah paramedis itu berlalu, aku mulai menyadari tubuhku baru saja mengalami gangguan kelumpuhan tidur atau sleep paralysis. Kejadian ini tidak berlangsung lama hanya dalam hitungan menit dan tidak membahayakan tetapi sering berdampak secara kejiwaan (trauma) karena dikaitkan dengan dunia mistis yaitu adanya hantu yang menindih tubuh kita karena itu sering disebut “ketindihan.” Biasanya setiap daerah memiliki istilah berbeda misalnya rep-repan, hantu pukang, atau eurep-eurep.
Secara ilmiah ketindihan dijelaskan sebagai suatu keadaan dimana mekanisme otak dan tubuh tidak selaras ketika tidur. Selama tidur kita mengalami 4 fase yaitu fase merem melek, fase persiapan tidur, fase tidur lelap, dan fase bermimpi yang terjadi secara berulang. Ketindihan terjadi karena kita terbangun saat berada di tengah fase bermimpi. Ketika fase bermimpi tubuh kita dalam keadaan istirahat total, otot-otot dalam keadaan lemas atau dalam kondisi lumpuh. Ketidak selarasan perintah otak dan tubuh menyebabkan kita tersentak bangun ditengah fase tidur mimpi. Otak siap untuk mengirimkan sinyal bangun atau sadar tetapi tubuh masih dalam keadaan setengah tidur atau setengah sadar dalam fase lemas.
Penyebab ketindihan biasanya disebabkan oleh faktor kurang tidur, kondisi mental seperti stres, ketakutan, badan terlalu lelah, tidur terlentang, dan penderita narkolepsi. Jika ketindihan sering terjadi maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Jadi sudah tahu kan bahwa ketindihan merupakan kondisi medis, bukan ditindih hantu atau genderuwok atau hantu perawat.
Sumber bacaan https//www.sains.kompas.com dan https//www.idntimes.com
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bu, jadi nambah ilmu
Terima kasih sudah dibaca.
Wow, begitu yah Bund. Dulu waktu kecil, takut sekali ngalami seperti itu. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Wabah covid-19 berdampak negatif, jika kita tidak memahami cara penularannya secara benar. Semoga masa ini cepat berlalu.
Trums, bu, ilmunya, lanjut
Saua sering mengalami hal itu apabila tidur yetlalu larut malam
Bertambah ilmu. Trims bu.
Terimakasih ilmu nya Bu, Barokallah
Kire tek beneran di tindih hantu suster ngesot
He...he...