SUMARMI MARMI

Guru SMA Negeri 4 Pekanbaru...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kisah di Balik Pernikahanku , Cerbung bagian 15 Tantangan gurusiana hari ke-41

Kisah di Balik Pernikahanku , Cerbung bagian 15

# Tantangan gurusiana

# Tantangan hari ke-41

Setelah menyelesaikan admintrasi di rumah sakit kami pun pulang. Hari itu adalah hari yang penuh kebahagian bagi kami sekeluarga. Selain kami berucap syukur karena kebahagian itu , kami juga berencana berkumpul di rumah. Jadi Ibu dan adik-adiku juga pulang ke rumah Mas Doni. Jadi sekarang kami menjadi keluarga besar , Ibu dan adik tinggal bersama kami, asisten dan sopir Ibu pun dibawa ke rumah biar ada yang membantu.

Aku betul-betul diperlakukan bagai ratu, tidak boleh memegang pekerjaan apapun, Mas Doni melarangku , juga Ibu mertuaku melarang aku melakukan pekerjaan rumah tangga.

" Mulai hari ini biar semua pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh asisten rumah tangga, Ajeng, kamu istirahat saja biar kondisimu segera pulih, Ajeng tak usah mengerjakan apa-apa karena kehamilanmu masih rawan dan lemah" kata Ibu mertuaku.

" Tapi Bu aku bosan Ibu, tidak beraktivitas, biarlah aku bantu -bantu di dapur ya Bu, biar nggak jenuh " kata Ajeng memohon pada Ibu mertuanya.

" Iya Boleh, tapi jangan capek-capek ya, sayang , aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan anak kita," kata suamiku mencoba menengahi perbincanganku dengan Ibu.

" Aku berangkat kerja ya sayang, hati-hati di rumah kalau ada apa-apa segera telpon Mas " kata Mas Doni berpamitan sampil mencium kening dan perutku.

Mas Doni berangkat ke kantor, kebetulan Ibu mertua berangkat bareng dengan Mas Doni. Sementara sopir dan mobil Ibu di rumah berjaga bila sewaktu-waktu saya butuh. Sementara adikku Arif dan Intan sudah berangkat ke sekolah berboncengan dari pagi.

Sejak kehamilanku ini Mas Doni begitu sayang sama aku, perubahannya 180 derajat. Aku betul diperlakukan bagai ratu, sebentar-sebentar dia menelponku menannyakan kondisiku. Aku beruntung Mas Doni yang dulu begitu benci sama aku , sekarang tak sedetik pun dia mealaikan Aku. " Ya, Alloh terima kasih, telah Kau pertemukan aku dengan Mas Doni, laki-laki yang sekarang betul-betul sangat mencintai aku. Ya Alloh jadikanlah keluarga kami ni keluarga yang penuh kebahagian di dunia dan di akherat " ucapku dalam hati.

Hari terus berganti hari, minggu dan bulan dan kehamilanku sudah begitu terlihat, perutku sudah mulai membuncit. Seiring bertambah usia kehamilanku bertambah pula rasa sayang dan cinta Mas Doni yang dari ke hari semakin kurasakan. Perhatian dan kasih sayangnya semakin nyata. Aku betul-betul bahagia.

Namun beberapa hari ini Ibu mertuaku terihat agak murung dan seperti ada masalah dan beban yang berat tak tersampaikan. "Ada apa gerangan dengan Ibu mertuaku kok seperti tidak bersemangat adakah masalah yang sedang Ibu hadapi," kataku dalam hati. Semenjak aku jadi menantu , aku memang menganggap Ibu mertuaku itu seperti Ibu kandungku, aku begitu menyayangi Beliau begitu pula Ibu menyayangi aku dan adik-adikku layaknya anak kandung. Sehingga kalauIbu ada masalah akupun bisa merasakan itu. Hingga pingin rasanya aku bertanya pada Ibu, siapa tahu aku bisa membantu Ibu menyelesaikan masalahnya. Aku betul-betul bersyukur mempunyai Ibu mertua Ibu Novi yang sayang dan sabar padaku

Malam itu kami makan malam bersama, selesai makan malam kami berbincang-bincang." Kuperhatikan Ibu mertuaku seperti masih ada masalah, rasanya pas kalu aku menanyakan pada Ibu pada situasi habis makan ini" pikirku dalam hati . Dan aku pun mulai membuka percakapan, semuanya masih pada duduk di kursi masing-masing." Ibu, maaf beberapa hari ini Ajeng perhatikan Ibu lseperti ada masalah, Ibu kelihatan murung dan diam , kalau boleh Ajeng tahu cerita dengan kami Bu, siapa tahu Ajeng bisa meringanku beban Ibu" kataku berhati-hati .

" Sebenarnya Ibu tidak ada masalah dengan siapaun namun Ibu ada beban yang belum Ibu ungkapkan pada kalian, rasanya Ibu berhutang pada kalian kalau tidak Ibu ungkapkan" kata Ibu mertuaku dengan hati terasa berat .

" Masalah itu berhubungan dengan Ajeng dengan Mas Doni Bu" kataku pada Ibu

" Katakan Bu, kalau itu adalah amanah, biar Ibu lega, saya akan berusaha menerimanya dengan ikhlas Bu, apapun yang Ibu katakan Bu" kataku pingin tahu permasalahan yang Ibu simpan.

Ibu masih merasa berat menyampaikan rahasianya selama ini, rasanya dia belum sanggup untuk berterus terang pada Doni dan Ajeng. Bu Novi masih berfikir bagaimana caranya dia menyampaikan . Dia akan memulai dari mana , Bu Novi pun bingung. Dia hanya diam dan diam untuk mempersiapkan diri membuka kisah yang sebenarnya...

Sementara aku masih diam di kursi dan semuanya juga masih diam, menunggu Ibu dengan sabar dan tak satupun dari kami beranjak dari meja makan . Suasana menjadi hening dalam kebisuan masing-masing.

Ada kisah apa sebenarnya yang disimpan oleh Bu Novi? Ikuti kisah selanjutnya ya.

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

waah..bu Novi, mending cerita sekarang aja..mbuat penasaran aja he..he., salam

10 Jun
Balas

iyo sabana mantap next

10 Jun
Balas

Terima kasih Ibu apresiasinya

10 Jun

Rancak bana. Luar biasa. Ditunggu episode berikutnya?

10 Jun
Balas

Terima kasih apresiasinya Pak

10 Jun

wah jadi penasaran Bu...ditunggu lanjutannya

10 Jun
Balas

Terima kasih Bu. Ok

11 Jun



search

New Post