Gara-gara Rujak Cingur , Pentigraf Tantangan gurusiana hari ke-44
Gara-gara Rujak Cingur , #Pentigraf #
#Tantangan gurusiana
#Tantangan hari ke-44
Suasana di sebuah rumah kos-kos terlihat sangat kompak dan akrab. Itu adalah rumah kos-kosku. Di rumah itu kami ber- 14 orang kos di rumah itu. Rumahnya sederhana dengan dengan 9 kamar yang dihuni oleh 14 mahasiswa dari berbagai jurusan dan tingkatan dan berasal dari daerah yang berbeda-beda. Ada yang dari Tegal, Brebes, Pati, Yogya, Klaten, Jepara dan ada yang berasal dari Jawa Timur, yaitu daerah Lumajang. Aku sendiri berasal dari Klaten dan aku termasuk tingkat di tengah-tingah karena masih ada dua tingkat di bawahku. Aku mahasiswa semester 6 di sebuah universitas keguruan. Karena posisiku di tengah- tengah berarti aku mempunyai kakak tingkat di kos itu. Hubungan di kos itu antara adik tingkat dengan kakak tingkat sangat baik dan akrab kami saling mengasihi, mengingatkan dan memberi di kala ada.
Kebiasaan kami adalah suka makan-makan bareng di kos itu. Kadang kami beli makanan kumpul makanan di meja makan terus makan bareng. Kadang kami masak yang berbeda-beda menunya sesuai dengan kelompoknya yang sekamar atau dekat kamar bergabung memasak. Semua masakan dikumpulin di meja makan, tinggal pilih menu yang mana yang suka bertukaran walaupun dikit-dikit. Akhirnya kami bisa makan dengan bermacam-macam menu. Kebetulan ada kakak tingkatku yang sudah mau selesai tinggal nunggu wisuda, kakak tingkatku ini suka masak-masak dan kalau masak banyak untuk kita makan bersama. Dia orang yang mampu dan anak bungsu jadi uang sakunya banyak, dan yang penting dia tidak pelit, namanya Mbak Tari.
Suatu hari Mbak Tari bilang, adik-adik cepat pada kuliah , nanti mbak akan membuat rujak cingur untuk kalian semua. sepulang kuliah nanti kita makan bersama. Aku pun bersemangat kuliah dan mbayangkan siang hari udara panas makan rujak cingur. Mantap, seger-seger itu adalah bayanganku. Aku pun pulang kuliah sekitar jam 12.00, dengan temanku yang satu kamar. "Ayo Eni cepat kita pulang, nanti kita nggak kebagian rujak cingur yang dibuat Mbak Tasi" kataku pada Mbak Eni. Begitu sampai kos , aku langsung taruh tas lalu cuci tangan dan langsung ke meja makan . Aku tengok-tengok "Rujaknya mana ya?, wah bener kan habis nggak kebagIan " kataku agak sedikit kesal. Tiba-tiba Mbak Tari keluar dari kamarnya "Dik cepat tuh makan rujak cingurnya " kata Mbak Tari. "Mana mbak rujaknya, kucari-cari tak ada " tanyaku pada Mbak tari. " Itu yang ditutup tudung kecil itu!" kata mbak Tari . Begitu kubuka" hah kok sayur , katanya rujak mana buahnya ", Dan begitu kutengok sambelnya " aduh bau petis kayak trasi" kataku. Tiba-tiba kepalaku langsung pusing karena aku tidak bisa mencium bau-bauan trasi. Akhirnya aku pun langsung masuk kamar sambil bergumam " oh ternyata rujak cingur itu semacam pecal dan sambalnya dikasih petis, baunya buat kepalaku pusing , baru tahu aku". Dan akhirnya aku pun tidur bayangan untuk makan rujak gagal deh.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ternyata tak sesuai dengan ekspektasi yah, Bu. Keren, Bu.Salam literasi
Wah ketiduran ya
Bukan ketiduran Bu, pusing nggak jadi makan rujak. Terima kasih Ibu
Rujak rujak bu
Iya seger-seger Bu. Terima kasih Ibu
Rujak... jadi kepengen juga. Mantap bu
Hee, beda daerah beda bahasa ya bu
Rujaan .... Lho paling ada adik lagi...hehe salam kangen
Itu jaman dulu ingat masa kuliah , sekarang sudah tua Bu. Terima kasih Ibu.