Sumanto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Warung barongsai Yu Martimah

WARUNG BARONGSAI YU MARTIMAH

Pagi itu ramadhan hari ke 5 di Pasar Limpung Batang, Lek Partijo preman pasar marah-marah di depan warung Kopi Yu Martimah. “ iki warunge sapa, poso-poso kok buka warung. Ora ngerti lagi wayahe poso pa?” Orang-orang disekilingnya terbengong. Ini luar biasa. Lek Partijo preman Pasar yang sehari-hari lebih sering minum alkohol dari pada baca Al fatihah mendadak alim menegur pemilik warung yang terang-terangan jualan di bulan Ramadhan. Orang-orang berguman…ini mungkin lek Partijo sudah mendapat Hidayah dari Allah. Alhamdulillah.. terucap dari mulut orang-orang yang lagi sibuk beraktifitas jual beli pagi itu di Pasar Limpung.

Mendengar lek Partijo marah-marah, yu Martimah tergopoh-gopoh keluar warung segera minta maaf pada lek partijo dan segera menutup warungnya dengan kain korden. Karena terburu-buru maka kain korden yang didapat seadanya sehingga tidak bisa menutupi pintu warung secara sempurna, masih tersisa melompong dibagian bawah.

Dengan bijaksana seolah pejabat struktural, lek Partijo segera menghampiri yu Martimah. “ La ngono kuwi yu .warung ki kudu ditutup nek wayah Poso dadi sing arep ngopi ora isin” Bergegas lek Partijo masuk warung dan memesan secangkir kopi hitam.

Orang-orang yang tadi merasa Lek Partijo dapat hidayah segera menelan kekecewaan. Ternyata kesimpulan mereka keliru. Lek Partijo marah-marah bukan karena warung tersebut tetap berjualan di bulan ramadhan namun marah karena warung tidak ditutup kain sehingga ia malu jika mau ngopi di warung dalam keadaan pintu mlompong.

Umum terjadi di warung kopi, warung nasi dibulan ramadhan tetap melayani pembeli yang tidak berpuasa. Sebagai bentuk toleransi dan menghormati bulan ramadhan mereka menutup pintu-pintu warung makannya dengan korden walaupun tidak menutup secara sempurna sebagaimana warung yu Martimah. Jika dilihat agak ndingkluk akan terlihat walaupun warung tutup tapi banyak kaki-kaki manusia berjejer seperti kaki-kaki pemain barongsai. Itulah sebabnya khalayak umum menyebutnya warung barongsai. Indahnya negeri ini toleransi sangat dikedepankan seperti dilakukan lek Partijo dan Yu Martimah.

Mas Manto

Batu,14 Agustus 2017.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post