KIDUNG MALAM DI BULAN SAFAR
KIDUNG MALAM DI BULAN SAFAR
Saat ini bulan Dzulhijah dalam penanggalan Komariyah. Satu bulan kedepan tepatnya bulan safar merupakan bulan yang sangat dinatikan oleh masyarakat desa Amongrogo Kecamatan Limpung.kabupaten Batang. Bagi masyarakat desa Amongrogo khususnya dukuh Manggisan dan Amongrogo kecamatan Limpung Kabupaten Batang Jawa tengah bulan safar adalah istimewa. Mengapa?
Ketika bulan safar datang masyarakat di dua dukuh tersebut melakukan suatu kegiatan yang disebut tirakatan dimalam jumat. Kegiatannya yaitu membaca tembang mocopat (tembang jawa) yang mereka sebut dengan Paras nabi. Pembacaan Paras nabi dilakukan tidak di rumah penduduk namun dilakukan ditempat lapang. Bisanya dijalan perkampungan.
Tembang mocopat tersebut terdiri dari berbagai jenis mulai Asmorondono sampai dengan Pocung. Beberapa orang yang sudah terbiasa dan mampu membaca tembang tersebu membaca secara bergantian sedang yang lain mendengarkan. Semua warga terlibat dalam acara ritual tersebut dalam bentuk peran yang berbeda-beda. Ibu-ibu menyediakan sekadar kue-kue tradisional.Tidak lupa kopi menemani Tembang mocopat tersebut berisi cerita tentang nabi Muhammad SAW . Cerita nabi Muhammad SAW yang umumnya disebut bacaan Al Barzanzi tetapi dalam paras nabi tersebut dituangkan dalam tembang Mocopat.
Saya mencoba untuk membaca salah satu tembang pertama dalam paras Nabi yaitu Asmorodono. Ingsun amiwiti ( saya memulai), Amuji anebut namane sukma ( menyebut nama Allah), Kang murah ing donya mangke ( yang memberikan kemurahan di dunia), Ingkang asih ing akherat ( dan pengasih di akherat). Kang puji tan pegat ( memuji tanpa henti,), Angganjar kawelas ayun ( yang memberikan belaskasih), Angapura wong kang dosa ( yang memberikan ampunan hambanya yang berdosa). Terjemahan bebas dari tembang tersebut adalah terjemahan dari Bismillahirahmanirahim… hal itu menunjukan bahwa paras nabi memang merupakan kisah nabi yang dituturkan dalam bahasa jawa dan dikemas dalam bentuk tembang Macapat.
Para pendahulu memang cerdas. Menyebarkan agama dengan cara-cara yang sangat memanfaatkan kearifan dan budaya lokal. Masyarakat diajak untuk memahami ajaran Islam dengan cara yang asyik.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar