Tok.. tok.. tok..

Terdengar ketukan pintu. Hal itu membuat gadis muda yang sedang terlelap sedikit terusik. Namun tidak lantas membukakan pintu. Ia malah semakin erat memeluk guling dengan begitu nyaman.

Karena tak kunjung mendengar suara dari dalam kamar, wanita paruh baya yang tadi mengetuk pintu itu mencoba membuka pintu. 

Klik!

Ternyata pintunya tidak dikunci. Sedang di dalam sana terlihat gadis cantik, mungil sedang berbaring dengan damainya di ranjang.

"Hmm, kamu pasti lelah," gumam wanita paruh baya tersebut. Namun, ia tetap berjalan menghampiri anak gadis tersebut.

Dengan lembut, ia mengusap surai hitam cucu kesayangannya. Asyifa. 

"Bagunlah, makan dan sholat ashar dulu!" Ucapnya seraya terus mengusap kepala Asyifa penuh kasih.

"Emm..." perlahan Asyifa bergerak dan membuka kelopak matanya.

"Nenek..." Syifa terkejut dan seketika bangun dari tidurnya. Asyifa duduk di tepi ranjang, di hadapan sang nenek. Ketika hendak menurunkan kaki ke lantai, neneknya pun berkata, "Nenek sudah memasakkan makanan untukmu. Kamu mau mandi dulu atau makan dulu?"

"Aku mau mandi dulu saja, nenek," karena badan yang terasa gerah dan lengket, Asyifa memilih untuk mandi dulu.

Asyifa berjalan mendekati tas ranselnya yang sebelumnya ia taruh di samping ranjang. Ia mengambil pakaian dan juga handuk dari dalam tasnya. Setelah menemukan barang yang dicarinya, ia menghampiri neneknya.

"Emm,