Guru Sebagai Pengayom Anak Didik
Guru Sebagai Pengayom Anak Didik
Tidak bisa dipungkiri, bahwa setiap peserta didik yang datang ke sekolah berasal dari latar belakang yang berbeda – beda. Jika dalam sebuah kelas terdapat 40 peserta didik, maka seorang pendidik/guru mempunyai pekerjaan untuk memahami 40 jenis keanekaragaman latar belakang peserta didik tersebut seperti latar belakang ekonomi keluarga peserta didik, pendidikan peserta didik, keyakinan atau agama peserta didik, lingkungan sosial peserta didik dan lain sebagainya. Bisa dibayangkan seandainya seorang pendidik/guru mengajar di 6 kelas dalam satu minggu, maka dia harus mempelajari 240 karakteristik siswa yang berbeda. Kompleknya pekerjaan seorang pendidik/guru tersebut sebetulnya harus perlu dipahami oleh masyarakat luas. Masyarakat harus perlu memahami jika pekerjaan pendidik/guru tidak semudah yang mereka bayangkan seperti tugas pendidik/guru datang di kelas untuk mengajar dan memberi pekerjaan rumah ( PR) pada peserta didiknya, bermain bersama peserta didik, sering juga dikatakan bahwa pendidik/guru lebih banyak libur dan lain sebagainya. Perlu disadari jika seorang pendidik/guru sebenarnya memilki tanggung jawab dan memiliki beban yang luar biasa berat untuk mengantarkan peserta didik/siswanya berhasil dalam belajar.
Posisi pendidik/guru di mata para peserta didiknya adalah seorang sosok manusia yang tahu akan banayk hal, sehingga tidak jarang seorang pendidik harus menghadapi permasalahan – permasalahan peserta didiknya yang sering kali diluar keahlian atau presionalismenya. Dalam situasi demikian, sikap yang paling bijaksana adalah mendengarkan isi hati dan pikiran peserta didiknya untuk mencari solusi yang terbaik. Ada beberapa contoh kasus unik yang sering kali dihadapi oleh seorang pendidik/guru. Pertama, pada suatu ketika ada seorang peserta didik datang diruang kerja seorang pendidik/guru. Peserta didik tersebut ingin berkonsultasi masalah pribadi yang sedang dihadapinya. Peserta didik tersebut bercerita tentang jalinan asmara sesama peserta didik. Peserta didik tersebut juga bercerita bahwa teman satu kelasnya juga tertarik dengan pacarnya yang berakibat mereka berdua saling bermusuhan dan saling bersaing untuk merebut hati kekasihnya tersebut, singkat cerita bahwa kedua peserta didik yang semula teman akrab sekarang menjadi lawan dalam satu kelas tersebut. Kedua, cerita kedua ini mengenai seorang peserta didik yang ingin berkonsultasi tentang keputusannya untuk berhenti sekolah dengan alasan bahwa keluarganya sekarang sudah berantakan, ceritanya bahwa kedua orang tua peserta didik tersebut telah cerai sehingga peserta didik tersebut tidak bisa lagi fokus untuk menyelesaikan sekolahnya.
Sebagai seorang pendidik/guru, tugas saya adalah mendengarkan semua cerita dan keluh kesah yang disampaikan oleh para peserta didik tersebut dengan baik untuk mengurai akar permasalahannya serta memberikan suatu jalan keluarnya. Tidak sedikit dari permasalahan yang dihadapi peserta didik menyita energi, waktu, tenaga juga pikiran seorang pendidik/guru. Seing kali pendidik/guru merasakan jika permasalahan diluar akademik tersebut kadang jauh lebih rumit daripada tugas pokok mengajarkan suatu materi belajar didepan kelas. Dalam situasi seperti ini pendidik/guru tidak bisa serta tidak boleh menolak atau menghidarinya. Tugas eorang pendidik/guru adalah mengayomi peserta didiknya sepuya tenang dan bisa menyelesaikan permasalahannya dengan baik. Berlandaskan kerangka akademik yang menaungi hubungan antara pendidik/guru dengan peserta didiknya, maka penyelesaian yang diberikan oleh seorang pendidik/guru juga harus mendidik dan ilmiah, pendidik/guru harus selalu mengedepankan aspek berpikir logis dan ilmiah serta menjauhkan diri dari emosi yang berlebihan dalam menghadapi permasalahan peserta didik.
Dari uraian diatas, ketika seorang pendidik/guru berfungsi sebagai pengayom kehidupan peserta didik, maka seorang pendidik/guru harus bisa bertindak adil. Seorang pendidik/gurutidak boleh mengucilkan atau berbuat tidak adil pada diri peserta didik karena beberapa alasan dan hal yang sepele seperti latar belakang keyakinan atau agama yang berbeda,latar belakang ekonomi peserta didik dan lain sebagainya. Keikhlasan dalam mendidik peserta didik harus bersifat universal tanpa ada sekat – sekat yang membatasinya. Dengan demikian jasa kita sebagai seorang pendidik/guru akan selalu diingat dalam diri peserta didik, bahkan kita akan menjadi figur/panutan serta model yang akan ditiru oleh peserta didik kita.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
guru berfungsi sebagai pengayom kehidupan peserta didik, maka seorang pendidik/guru harus bisa bertindak adil. setuju sekali Pak
Guru teladan siswa. Guru harus berkepribadian menarik. Semoga sebagai guru bisa mengayomi, bukan hanya anak didik tapi masyarakat sekitar.