Petuah Jenderal Soedirman

Konsep TNI sebagai kekuatan pertahanan kemanan negara telah dilontarkan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman. Sesuai dengan sejarah kelahirannya TNI lahir dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. TNI besar bersama rakyat, ketika revolusi fisik merebut dan mempertahankan kemerdekaan, TNI bergandengan tangan dengan rakyat. Sampai saat ini pun TNI selalu bersama rakyat. TNI yang lahir dari rakyat mempunyai kultur yang berbeda dengan tentara negara lain yang lahir dari kekuasaan penguasa bukan dari rakyat. Sehingga TNI sebagai kebanggaan rakyat Indonesia sangat peka terhadap penderitaan rakyat.

Maka kalimat yang dilontarkan Jenderal Soedirman bahwa “Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita, jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga.”. Ini mengandung makna bahwa TNI sebagai alat pertahanan negara tidak memihak kepada kekuatan politik manapun. TNI bukan alat politik dari partai manapun termasuk partai yang sedang berkuasa. Jika ada personil TNI yang mau berkiprah di pentas politik maka konsekuensinya harus angkat kaki dari TNI. Jika ada anggota TNI yang mau terjun ke dunia politik diberikan ruang dengan cara mengundurkan diri dari TNI. Ini berarti bahwa TNI bukan kekuatan partai politik tetapi kekuatan negara dan kekuatan rakyat.

Pemikiran yang cerdas dari Jenderal Soedirman sebagai pegangan utama TNI dalam mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara. TNI tidak menjadi alat partai politik yang dapat digerakkan setiap saat untuk memperoleh kemenangan partai. Akan tetapi mendukung kekuasaan politik yang lahir dari proses politik yang benar yang mendapat keabsahan yang sah dari rakyat berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.