sukadi kadi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pembelajaran Daring Tantangan Gurusiana 26

Pembelajaran Daring

 

Sekolah telah menentukan aplikasi yang digunakan untuk pembelajaran adalah schoology. Aplikasi tersebut memudahkan tim kurikulum dan kepala sekolah untuk memantau tingkat efektifitas pembelajaran. Karena kehadiran peserta didik dan keaktifan guru dapat terpantau. Dalam aplikasi schoology dapat dikombinasikan dengan menyelipkan, gambar, vedeo dan bahan tayang berupa ppt atau link sway. Dapat juga disisipkan media screenshootv dan bandicam. Guru dapat menggunakan google meet atau zoom untuk pembelajaran. Namun google meet dan zoom agak jarang digunakan karena alasan peserta didik keterbatasan kuota dan sinyal. Sehingga guru jarang menggunakan google meet atau zoom. Bisa dibayangkan sehari ada 5 mata pelajaran yang diampu oleh guru yang berbeda maka seharian penuh menggunakan aplikasi google meet atau zoom. Berapa kuota yang dibutuhkan

Saya mengajar dengan mengkombinasikan aplikasi schoology dengan video dan bandicam agar lebih menarik. Saya lihat tingkat kehadirannya peserta didik di kelas XII.IPA.1, 2, 3 dan 4 bagus karena setiap kelas yang tidak hadir hanya 3 sd 4  dari 34 orang. Namun giliran mengajar di kelas XII.IPS.4 membuat tekanan darah naik karena tingkat kehadiran rendah. Hanya sekitar separohnya dari 34 orang. Setiap saat saya mengingatkan agar rajin dalam pembelajaran. Peserta didik yang malas saya panggil ke sekolah tentunya dengan menerapkan prokes dengan jumlah kurang dari 10 anak persesinya. Saya mencari informasi dari masing-masing anak yang dipanggil. Jawabannya berbagai macam diantaranya membantu orang tua, hanya punya hp satu untuk berdua dengan adiknya, tidak mempunyai kuota internet,  dan merasa bosan pembelajaran secara daring.

Sebagai orang tua saya berusaha untuk memahami alasan yang disampaikan peserta didik. Jika alasannya membantu orang tua maka saya berikan pemahaman jika tugas utama peserta didik adalah belajar. Membantu orang tua penting tetapi belajar paling utama.  Saya ingin dipertemukan kepada orang tuanya untuk crosscek data yang disampaikan anak. Jika hp untuk berdua dengan adiknya saya berikan solusi silahkan datang ke sekolah dengan prokes yang ketat dikerjakan dan ikuti pembelajaran dengan komputer di ruang laboratorium.  Jika alasannya tidak punya kuota saya menyarankan untuk koordinasi dengan BK dan Wali Kelas agar dapat diberikan paket kuota atau diusulkan untuk memperoleh dana PIP. Dan ada yang alasannya bosan pembelajaran secara daring saya berikan pemahaman bahwa untuk melakukan pembelajaran secara luring harus melakukan serangkaian ijin dan visitasi dari Dinas Pendidikan dan Tim Gugus Covid untuk diadakan secara luring. Pembelajaran luring tidak seketika semua bisa ikut tetapi secara bertahap jika dievaluasi berjalan lancar dan tidak ada maslah dapat ditambah kuotanya.

Hari itu saya telah melakukan pembelajaran hidup yang sesungguhnya bahwa saya harus mendengarkan orang lain dan mempunyai empati terhadap orang lain. Saya membayangkan jika ada keluarga mempunyai 4 anak yang masih sekolah dengan menggunakan daring maka ada pengeluaran untuk kebutuhan kuota internet yang tidak sedikit. Jika keluarga tersebut berasal dari keluarga tidak mampu maka orang tuanya juga terasa berat. Untuk kebutuhan hidup saja susah apalagi dengan kebutuhan kuota anaknya. Anak yang merasa bosan dengan PJJ harus dimaklumi karena ada beban psikis pada peserta didik. Yang merasa sulit menerima pembelajaran lewat daring tidak seperti luring dapat langsung dituntun oleh gurunya. Maka langkah selanjutnya saya akan mengkomunikasikan dengan orang tuanya agar tugas utama anak untuk memperoleh pelayanan pendidikan dapat dipenuhi sebagai bekal untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak baik kodrat alam maupun kodrat zaman.

Untuk pembelajaran berikutnya agar peserta didik mengikuti pembelajaran dengan tertib saya akan memantau terus dan berkoordinasi dengan wali murid atau orang tuanya. Sehingga terjalin komunikasi yang inten agar kebutuhan pendidikan bagi anak dapat dilayani sebagai bekal hidup untuk memperoleh kebahagiaan setinggi-tingginya.

 

*) Sukadi Guru PPKn SMA N 1 Ngluwar

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan bestpractice yang luar biasa pak Sukadi. Menginspirasi dan sangat informatif

24 Oct
Balas

Partenting nan menawan. Sehat dan sukses selalu Ustadz. Salam kenal dari Lubuk Sikaping

24 Oct
Balas

Keren ulasan dan pengalamannya, Pak Sukadi. Setiap kebijakan sekolah/pemerintah pasti ada plus minusnya. Itu yang menjadi alasan kenapa pendidikan menjadi tanggung jawab orang tua, masyarakat, dan negara/pemerintah. Semuanya harus bersinergi saling memahami dan mendukung un tuk kemajuan bangsa. Salam literasi.

24 Oct
Balas



search

New Post